Malam Sebelum Lengser, Kisah Kekecewaan Soeharto Terhadap BJ Habibie 'Sudahlah Saya Ikhlas'
Keluarga Cendana pada 20 Mei 1998 malam, sehari sebelum Soeharto menanggalkan kekuasaan yang ia genggam 32 tahun lamanya.
Pada saat-saat sensitif itu pula, Probosutedjo melihat beberapa orang di Cendana berdialog.
Di antaranya cendikiawan islam Nurcholis Madjid dan Mensesneg Saadillah Mursyid.
Baca: Stok Beras Tersedia Untuk 5 Bulan Mendatang
20 Mei 1998 Malam
Malam sebelum Soeharto lengser, Probosutedjo kembali ke rumah kakaknya itu sekitar pukul 18.30 WIB.
Malam itu Cendana amat sepi.
Namun, Probosutedjo memberanikan diri masuk dan melihat kakaknya bersama putrinya, Siti Hardijanti Rukmana atau biasa dipanggil Mbak Tutut, duduk di ruang tamu.
"Suasana hening dan nampak redup," kata dia.
Setelah Tahu Soeharto Ingin Mundur Ia langsung duduk bergabung dan coba memberikan semangat untuk kakaknya.
Namun, Tutut memintanya untuk tidak lagi berupaya meluruskan keadaan.
Tutut pula, kata dia, yang menyodorkan surat pengunduran diri 14 menteri ke hadapannya.
Saat itu, ungkap Probosutedjo, Tutut mengatakan bahwa ayahnya sudah bulat untuk mundur.
Soeharto begitu terkejut menerima surat pengunduran diri 14 menteri itu.
Baca: Melanggar Instruksi Pelatih, Gelandang Timnas U-23 Indonesia Ini Disebut Bikin Kerugian
"Ia sangat kecewa, itu jelas.
Ditinggalkan para menterinya adalah pukulan hebat bagi presiden mana pun," kata dia.
Malam itu pula keterkejutan Soeharto tak sampai di situ.