Jadi Eksekutor Pembasmi Gembong Teroris, Tim Alfa 29 Kumpulan Prajurit dari Batalyon 515 Kostrad

Mengingat sosok teroris bernama Abu Wardah alias Santoso, pastinya bakal teringat serangkaian teror yang dibuat olehnya.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Raider Kostrad 

TRIBUNJAMBI.COM - Mengingat sosok teroris bernama Abu Wardah alias Santoso, pastinya bakal teringat serangkaian teror yang dibuat olehnya.

Namun sayangnya, aksi membuat gemparnya Indonesia terhenti atas keberanian Satgas Tinombala yang terdiri dari Polri dan unsur TNI ini berhasil menembak mati Abu Wardah alias Santoso dan Amir Mujahidin kawannya pada 18 Juli 2015.

Penyergapan kelompok terorisme ini, terjadi penembakan di pegunungan Tambarana, yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Dan anggota tim yang membunuh santoso telah diketahui belakangan ini adalah tim yang di kenal dengan nama Tim Alfa 29 Yonif 515 Kostrad .

Mungkin bagi sebagian orang jarang mendengar nama tim ini. Tim Alfa 29 merupakan prajurit Batalyon 515 Kostrad.

Batalyon 515 adalah salah satu kesatuan yang berada di bawah komando Brigif 9/Daraka Yudha yang juga merupakan bagian dari Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Sebelumnya, Tim Alfa 29 adalah satuan organik berada di bawah Kodam VIII/Brawijaya dan kemudian berada di bawah naungan Kostrad, Yonif 515 sesuai perintah Pangdam Brawijaya Nomor Sprin/416/III/1978.

Baca: Ketika Kopassus dan Kostrad Bersama Gebrak Markas Penyendera Warga Papua di Hutan Seram & Terjal

Baca: Polri Rombak Pejabat 62 Perwira Tinggi dan Menengah, 9 Kapolda Diganti

Baca: Menjadi Pekerja Serabutan, Kisah Hidup Soeharto yang Jarang Diketahui, Sempat Jadi Polisi Jepang

Ilustrasi Tim Alfa Operasi Tinombala
Ilustrasi Tim Alfa Operasi Tinombala

Kota Jember, Jawa Timur merupakan markas Yonif 515. Sebelumnya, Yonif 515 berpindah markas beberapa kali, mulai dari Lawang, Malang, kemudian Rambipuji, dan terakhir di Tanggul pada 1978 di Jember, Jawa Barat.

Kolonel Infanteri Yudha Medy Darma Zafrul yang merupakan wakil Komandan Satuan Tugas I Operasi Tinombala mengatakan pertempuran jarak dekat/antiteror merupakan keahlian dari batalyon ini selain itu juga, perang gerilya, pertempuran berlanjut dengan mobilitas tinggi.

Dari segi kemampuan satuan ini memiliki kemampuan berkali-kali lipat lebih diatas batalyon infanteri pada umumnya.

Terdapat 9 anggota tim Alfa 29 yang di terjunkan pada saat bertempur melawan Santoso, dan juga merupakan bagian dari 8 tim dari prajurit TNI yang diturunkan di Poso.

Ilustrasi
Ilustrasi (Jejak Tapak)

Tim gabungan menemukan jejak kaki dari arah barat ke utara di Pegunungan Biru, Kuala Tambarana, Poso.
Menurut kronologi yang dikatakan oleh Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), 8 tim gabungan Tinombala sejak pukul 16:00 WIT telah di turunkan untuk mengikuti jejak dan memburu Santoso serta pengikutnya.

Selain jejak kaki, terdapat juga gubuk tempat peristrahatan di area tersebut.

Di dalam gubuk itu terlihat 2 orang yang berada di dalamnya sementara tiga lainnya sedang menyeberangi Sungai Tambarana.

Menurut Boy Rafli Amar selaku Kadiv Humas Mabes Polri, dari lima orang yang terdapat digubuk itu dua diantaranya adalah istri dari Santoso.

Baca: FOTO: Deretan Kisah Heroik Kopassus, Denjaka dan Kopaska! Disegani SAS Sampai Buat Navy Seal Gentar

Baca: Ketika Tim Kejar Kopaska Menyamar Jadi Teller Bank, Kelabui Anggota GAM yang Mengambil Uang Tebusan

Terdengar suara tembakan pada pukul 17:00 WITA, dan suara tembakan itu berasal dari Tim Alfa.

Setelah itu bunyi tembakan berlangsung selama kurang lebih tiga puluh menit dan kemudian hening.

Dari aksi baku tembak itu terdapat dua orang dari kelompok Santoso yang terkena tembakan dan tak bernyawa.

Mereka adalah Santoso dan Muchtar. Selain menembak mati Santoso dan rekannya, satu pucuk senjata api organik jenis M-16, selongsong amunisi, serta bebera amunisi aktif juga di amankan oleh Tim Alfa 29.

Setelah berhasil melumpukan dua orang tersebut akan dilakukan proses identifikasi, dan diketahui dua tembakan yang menewaskan Santoso itu bersarang di punggung bagian perut. Sementara Muchtar terkena tembakan di kepala.

Baca: Saat Kopassus Sergap Pemasok Senjata OPM di Papua Nugini

Baca: Operasi Seroja 1975 - Kisah Heroik Kopassus yang Tak Takut Mati Har Aku Kena

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved