Benarkah Dongeng Nyai Roro Kidul Kidul Ngamuk Ini Nyata? Hingga Raja Mataram Tawan Bule
Ratu Laut Selatan ini menjadi amat murka karena merasa dipergoki dalam keadaan sedemikian. Ia lalu menciptakan badai-gelombang
Pada masa itu pihak Kompeni masih mengidentikkan Katolik dengan Portugis atau Spanyol yang menjadi saingan dan musuh utamanya. Karena itu Batavia melarang mereka menumpang kapal VOC ataupun singgah di Batavia.
Ketiga Biarawan itu akhirnya berlayar dengan kapal lain melalui Laut Selatan, karena takut disergap kapal-kapal VOC bila melalui Laut Jawa.
Semenjak itu berita tentang mereka tidak terdengar lagi. Begitu pula tidak ada catatan bahwa di Timor pernah datang tiga Biarawan dari Banten.
Namun tanggal 6 Nopember 1668 di Batavia datang lagi sulat dari Residen Ockerse yang antara lain memberitakan bahwa, seorang Biarawan Katolik telah diutus oleh Sunan Mataram untuk melamar Puteri Sultan Banten bagi Putrera Mahkota Mataram.
Sampai di sini kita lalu teringat pada ceritera tentang tawanan orang kulit putih dengan pakaian jubah panjang warna putih, yang mula-mula dijadikan budak dan akhirnya menjadi Menteri.
Mungkin kapal yang. ditumpangi ketiga Biarawan dari Banten ke Timor telah tenggelam di Laut Selatan. Salah seorang di antara mereka berhasil selamat tiba di pantai Selatan Yogyakarta.
Mula-mula ia menjadi tawanan raja, kemudian menjadi budak, lalu menjadi pelayan dan pengurus rumah tangga istana sampai akhirnya memperoleh kepercayaan untuk diutus melamar Puteri Sultan Banten bagi Putera Mahkota Mataram.
Bila dugaan ini benar maka dongeng yang disebutkan di bagian permulaan tulisan ini mengandung kebenaran pula.
Sayang bukti-bukti lain untuk memperkuat dugaan ini tidak ada. (A.S. Wibowo - Intisari November 1977)