Benarkah Dongeng Nyai Roro Kidul Kidul Ngamuk Ini Nyata? Hingga Raja Mataram Tawan Bule

Ratu Laut Selatan ini menjadi amat murka karena merasa dipergoki dalam keadaan sedemikian. Ia lalu menciptakan badai-gelombang

Editor: Suci Rahayu PK
Ilustrasi 

Benarkah bahwa di Mataram pun terdapat orang-orang Belanda yang menjadi tawanan?

Menurut penyelidikan Pastor C. Wessels SJ (dalam karangannya "De eerste Franciscaner Missie op Java", Studien, jilid CXIII, 1930, him. 117-126) orang-orang Portugis pada tahun 1584 mendirikan Biara dan Gereja Katolik dari Ordo Fransiskan di Panarukan.

Para anggota Missi itu terdiri dari orang-orang Portugis, Italia, Jerman, Austria dan Belanda.

Jadi rupanya sebelum Cornelis de Houtman tiba di Banten telah ada orang Belanda di pulau Jawa.

Biara dan Gereja itu sendiri hanya berdiri selama tidak lebih dari 15 tahun, karena Wessels mencatat adanya kompleks tadi terakhir kali tahun 1599.

Barangkali Biara serta Gereja tadi turut dihancurkan pasukan-pasukan Mataram di bawah Panembahan Senopati ketika mereka menyerbu ke Jawa Timur.

Disini kita lalu teringat pada dongeng tentang tawanan orang kulit putih dengan baju jubah panjang serba putih yang disebutkan di atas.

Apakah tawanan tadi salah seorang Biarawan dari Panarukan?

Sayang bukti-bukti lain tidak ada. Yang pasti ialah bahwa benar orang Belanda sudah ada di pulau Jawa ketika Mataram masih berpusat di Kotagede.

Jadi sewaktu masa pemerintahan Panembahan Senopati (1580-1601) dan puteranya Sunan Anyokrowati (1601-1613).

Tanggal 6 Juni 1667 Kompeni di Batavia menerima surat dari Residen Banten Ocker Ockerse.

Baca: Ini Klasemen Setelah GP Austria 2018, Setelah Rossi Hanya Mampu Finish Keenam

Isinya menyebutkan bahwa di Banten telah mendarat dua orang Biarawan Katolik yang terusir dari Makasar karena perang saudara yang terjadi di sana.

Keduanya meminta ijin untuk menumpang kapal VOC ke Batavia, sebelum mereka melanjutkan pelayaran ke Timor.

Belum sempat pihak Batavia memberikan putusan, tanggal 18 Juni diterima surat pula dari Residen Ockerse yang memberitakan bahwa di Banten mendarat pula seorang Biarawan Katolik dari Ordo Fransiskan.

Semula ia meminta ijin Sultan Banten untuk menetap di Banten, namun ijin itu ditolak sehingga iapun bermaksud meneruskan pelayarannya ke Timor bersama dua orang rekannya terdahulu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved