Mungkin Karena Hal Inilah yang Bisa Membuat Soekarno Merasa Bersalah Seumur Hidup

Di era pendudukan Jepang yang berlangsung di Indonesia, untuk menghadapi serbuan pasukan Sekutu, Jepang membentuk pasukan lokal

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
20092017_soekarno 

Selain itu, meski Bung Karno dipercaya Jepang sebagai tokoh yang bisa memimpin rakyat Indonesia, jika para pemimpin PETA ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, ia tidak bisa melakukan pembelaan.

Karena dalam kasus yang begitu sensitif itu, Bung Karno malah akan dianggap sebagai pendukung pasukan pemberontak.

Jika Bung Karno sampai diketahui mendukung aksi pemberontakan PETA, ia juga bisa dijatuhi hukuman mati sehingga cita-citanya untuk memerdekakan bangsa Indonesia akan menjadi kandas.

Pemberontakan para prajurit PETA memang meletus pada Februari 1945 dan yang paling terkenal adalah pemberontakan PETA di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi. 

Tapi aksi yang oleh Bung Karno dianggap sebagai reaksi yang terlalu emosional dan kurang terencana itu segera bisa ditumpas militer Jepang dengan cara yang kejam.

Baca: Jurus Tukang Akik Ramalkan Soeharto Sejajar Dengan Soekarno, Ibu Tien Sempat Tak Percaya

Banyak para pemimpin PETA yang dihukum mati dengan cara dipenggal kepalanya, bahkan Supriayadi hingga saat ini tidak diketahui rimbanya.

Bung Karno sendiri sangat menyesali atas aksi pemberontakan PETA karena tidak berhasil mencegahnya. Bungkan Karno juga merasa bersalah karena tidak bisa melakukan pembelaan.

Perasaan bersalah itu bahkan terus menghantui Bung Karno seumur hidupnya seperti tertulis dalam buku otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Cindy Adams, Media Pressindo, 2014.

Sumber : Intisari

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved