Kisah Prajurit Kopassus Berambut Gondrong Warna-warni, 'Pesta Pora' di Tengah Sengitnya Pertempuran
Ditembaki dengan gencar oleh lawan tak membuat mereka gentar, Kopassus menganggap operasi berbahaya itu sebagai pesta pora.
Setelah berjam-jam terjadi pertempuran sengit antara para pasukan, akhirnya musuh yang sudah terdesak menyingkir dari wilayah kota.
Meski sebagian besar banyak yang lari, sisa-sisa pasukan Fretilin dan Tropas yang belum sempat lari ke hutan terus memberikan perlawanan dari sela-sela bangunan di Kota.
MS Kamah yang meliput langsung puncak Operasi Seroja melihat pasukan Kopassus yang telah menguasai wilayah musuh.
Kamah mengaku terkesan dengan gerakan tempur yang ditampilkan para prajurit yang rata-rata di bawah 25 tahun.
Menurut penuturan Kamah saat itu para prajurit Kopassus terlihat memiliki potongan rambut yang sama yakni gundul semua.
Baca: Kisah Tim Intel Khusus Kopassus Nanggala yang Gunakan Susi, Tuti, Umi dalam Operasinya
"Satu regu Kopasandha ini siaga penuh di depan salon kecantikan yang telah porak poranda. Anak-anak Kopasandha berlompatan seperti kancil, tiarap dan awas memperhatikan dari mana arah tembakan," tulis Kamah dalam bukunya.
Kamah yang memang turun langsung di puncak Operasi Seroja juga menyempatkan diri bergaul dan berbincang dengan para prajurit muda ini.
Di tengah suasana perang yang menegangkan, para prajurit Kopassus ini terlihat santai dan sering bercanda.
Yang kocak menurut Kamah saat suasana tengah tegang di tengah-tengah prajurit gundul itu dia melihat ada yang berambut panjang warna-warni.
Tentara dengan rambut gondrong warna-warni tersebut tentunya terlihat mencolok di tengah serdadu yang berpotongan cepak.
Wartawan ini lalu heran kok bisa ada tentara berambut gondrong di cat warna-warni rambutnya.
Baca: Misi RPKAD di Belantara Lembah X, Bermula dari Temuan Potongan Kaki Miliarder Michael Rockfeller
Ternyata para tentara ini memakai wig dari salon yang sudah porak poranda akibat baku tembak antara TNI dan pasukan pemberontak.
"Coba bapak lihat, ini rambut hadiah dari Tropas," kata seorang prajurit sambil tertawa.
Yang membuat Kamah salut yakni walau berada di tengah pertempuran sengit, para prajurit muda itu tetap ceria.
Bahkan para prajurit tersebut dengan bangganya bercerita dalam peperangan mereka sempat merasakan pesta pora.