Potret Kehidupan Soeharto 'The Smiling General'

Meskipun demikian, ia selalu tampil dengan senyum di wajah, membuatnya dikenal dengan sebutan “The Smiling General”.

Editor: Suci Rahayu PK
IST
Soeharto 

TRIBUNJAMBI.COM - Soeharto merupakan sosok yang disegani bahkan ditakuti di masa jayanya.

Meskipun demikian, ia selalu tampil dengan senyum di wajah, membuatnya dikenal dengan sebutan “The Smiling General”.

Tribunjambi.com melansir dari Vik.Kompas berikut Empat Wajah Soeharto yang melekat hingga sekarang.

Baca: Detik-detik Kejatuhan Soeharto Setelah 32 Tahun Berkuasa (Bag 1)

Anak Petani dari Dusun Kemusuk

Lahir 8 Juni 1921 di Dusun Kemusuk, Godean, Yogyakarta.

Ayahnya, Kertosudiro, adalah petugas desa pengatur air.

Ibunya, Sukirah, merupakan istri kedua Kertosudiro.

Orangtuanya bercerai lima minggu setelah Soeharto lahir.

Memiliki adik tiri bernama Probosutedjo.

Membantah sebagai keturunan keraton dari Sultan Yogyakarta Hamengkubuwono II.

Mengaku masa kecilnya "penuh penderitaan yang sulit dibayangkan dialami oleh orang lain".

Sewaktu kecil diasuh kakeknya, Atmosudiro.

Presiden ke-2 Soeharto
Presiden ke-2 Soeharto (Tribun)

Pengemban Supersemar

Pangkatnya sebagai Mayjen dan menjabat Panglima Kostrad menyebabkannya mengemban Surat Perintah 11 Maret 1965 dari Presiden Soekarno untuk menjaga ketertiban masyarakat.

Bermodal Supersemar, Soeharto membubarkan PKI. Kader dan simpatisan ditangkap dan dieksekusi tanpa pengadilan.
Tak setuju, Soekarno kemudian mencoba membatalkan Supersemar dengan membuat Surat Perintah 13 Maret 1965 (Supertasmar) tapi tidak efektif.

Menahan sejumlah pendukung Soekarno dengan tuduhan terlibat G30S.

Ditunjuk sebagai pejabat presiden oleh MPRS pada 12 Maret 1967, kemudian dilantik sebagai presiden pada 27 Maret 1968.

Sejarawan Asvi Warman Adam menilai langkah Soeharto sebagai “kudeta merangkak”.

Soeharto mengubah kebijakan Soekarno dengan kembali jadi anggota PBB. Normalisasi hubungan dengan Malaysia dilakukan.

Bapak Pembangunan

Memiliki kebijakan yang berorientasi pada pembangunan: rencana pembangunan nasional jangka panjang selama lima tahun (REPELITA).

Meyakini bahwa masyarakat adil dan makmur akan terbentuk jika industri dan agraria berjalan seimbang.

Menggunakan utang untuk mempercepat proses pembangunan.

Berhasil meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen dan GDP 9,6 persen pada 1980.

Mendapat gelar sebagai Bapak Pembangunan Nasional.

Mendapat penghargaan dari FAO pada 1985 karena Indonesia berhasil swasembada beras.

Menerima penghargaan United Nations Population Awards di New York atas keberhasilan program keluarga berencana pada 8 Juni 1989.

Diabadikan dalam uang kertas pecahan Rp 50.000 emisi 1993 dan 1995 sebagai Bapak Pembangunan.

Baca: Detik-detik Kejatuhan Soeharto Setelah 32 Tahun Berkuasa (Bag 2)

Baca: Kisah Sedih Soeharto Ditinggal Orang Kepercayaan Saat Rusuh 1998, Perkataannya Bikin Habibie Kaget

The Smiling General

Memulai karir militer dengan masuk Tentara Kerajaan Hindia Belanda dan mengikuti ikatan dinas pendek atau Kortverband di Gombong. Lulus sebagai yang terbaik.

Karier militernya semakin cemerlang pasca-Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.

Pada 1959 nyaris dipecat atas tuduhan penyelundupan bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong. Soeharto membantah memperkaya diri dan mengaku melakukan itu untuk kepentingan negara.

Menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Mayjen pada 1963. Posisi ini cukup strategis, terutama setelah tujuh jenderal TNI AD tewas dalam peristiwa G30S.

Baca: Mesin Kapal Mati, PasukanTNI AL Menang Pertempuran Meski Dikeroyok Pesawat dan Kapal Perang Belanda

Pasca-G30S, Soeharto diangkat menjadi Letjen pada 14 Oktober 1965. Setelah dapat Supersemar, berpangkat Jenderal pada 28 Juli 1966.

Biografi Soeharto berjudul The Smiling General terbit pada 1969. Ditulis oleh wartawan Jerman, Rolf OG Roeder.

Memiliki gaya kepemimpinan selayaknya memimpin sebuah perusahaan dengan menciptakan aturan dalam satu komando.

Menerapkan dwifungsi ABRI, memberi kesempatan bagi militer untuk berpolitik sekaligus mempertahankan negara.

Menerima penganugerahan Bintang Lima atau Pangkat Jenderal Besar pada 29 September 1997.

Artikel ini sudah terbit di Vik.kompas dengan judul 'Soeharto Jatuh'

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved