Sebelumnya Buat Pendaki Terjebak, Kini Gempa Bumi Lombok Berpotensi Tsunami Keterangan BMKG

Gempa bumi kali ini yang terjadi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018) malam malah dikabarkan berpotensi tsunami.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
(Dok. Rizky P)
Rizky Prabowo, pendaki yang berada di Gunung Rinjani saat terjadi gempa di Lombok, Minggu (29/7/2018). 

TRIBUNJAMBI.COM - Kembali, Lombok digungcang gempa dengan kekuatan cukup tinggi dari sebelumnya.

Gempa bumi kali ini yang terjadi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018) malam malah dikabarkan berpotensi tsunami.

Dilansir TribunJambi.com dari Kompas TV, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo menjelaskan gempa berpusat di Lombok utara dengan kekuatan 7 SR.

Sutopo menegaskan, gempa tersebut berpotensi tsunami di Lombok Timur bagian Utara dan Lombok Barat bagian utara.

Pihaknya memperkirakan tsunami tiba di dua lokasi tersebut pada pukul 18:48:35 WIB.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan evakuasi warga di dua wilayah tersebut dan mengimbau warga di dua lokasi tersebut untuk menjauhi pantai.

Sutopo mengungkapkan, saat terjadi gempa listrik di dua wilayah Lombok tersebut listrik telah dipadamkan.

Gempa tersebut terasa hingga wilayah Bali dan Sumbawa.

Ia memperkirakan gempa susulan masih akan terjadi.

Baca: Info Gempa di Lombok 7 SR Sampai Bali Potensi Tsunami, Hingga 564 Gempa Susulan Sabtu Kemari

Warga Denpasar Berhamburan.

Gempa di Lombok terasa hingga Denpasar.

Warga di Jalan Tukad Citarum seketika berhamburan karena getaran gempa yang cukup kuat.

Beberapa warga bahkan teriak meminta warga agar segera keluar dari rumah dan indekos.

Sebelumnya pada hari Minggu 29 Juli 2018, gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter(SR) juga mengguncang wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sekira pukul 06.47 WITA.

Gempa tersebut untuk sementara mengakibatkan 14 orang meninggal dunia, satu orang di antaranya warga negara Malaysia yang tengah berwisata di kawasan Gunung Rinjani.

Baca: Banyak Tak Tahu, Isi Kabah & Mengapa Umat Muslim Mengelilinginya, Lihat Video dari Raja Salman ini

Hasil analisis sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi tersebut pada koordinat 8,26 lintas selatan, dan 116,55 bujur timur. Gempa tersebut kemudian diikuti serangkaian gempa susulan.

"Getaran gempa cukup besar dan relatif lama. Guncangan juga masih terasa," kata Amroni, seorang warga kelurahan Kebon Sari, Kota Mataram, yang berhamburan keluar rumah bersama seluruh anggota keluarganya saat terjadi gempa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan korban hingga sore sebanyak 14 orang meninggal dunia. "Data sementara berdasarkan laporan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat, tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka‑luka dan ribuan unit rumah rusak," sebut Sutopo.

Baca: Gempa Lombok 7 SR Potensi Tsunami Guncangan Hingga Bali, Begini Himbauan ke Warga

Sutopo menjelaskan, kondisi terparah akibat gempa terdapat di wilayah Kabupaten Lombok Timur. Di Lombok Timur ditemukan 10 orang meninggal dunia, yaitu Isma Wida (30) warga negara Malaysia, Inaq Marah (60), Inaq Rumenah (58), Aditatul Aini (27), Herniwat (30), Inaq Hikmah (60), Fatin (80), Egi (17), Wisnu (8),dan Hajratul (8).

Sebanyak 67 orang luka berat dan ratusan jiwa luka sedang dan luka ringan.

Kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit rumah baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Hingga saat ini pendataan masih dilakukan.

Sementara di Lombok Utara terdapat 4 orang meninggal dunia yaitu Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13).

Sebanyak 38 jiwa luka berat yaitu 12 orang luka‑luka dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar.

Data sementara kerusakan rumah terdapat 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 KK terdampak gempa.

Baca: Blak-blakannya Ajudan Presiden Soeharto: Saya Tahu Persis Uang Pak Harto. Sampai Triliunan Kah?

Beberapa laporan kerusakan rumah juga terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kota Mataram. Sampai saat ini pendataan masih dilakukan oleh BPBD.

Hingga pukul 13.00 waktu setempat telah terjadi 104 kali gempa susulan.

"Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada, namun tetap tenang dan jangan panik," kata Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati, saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Dikatakan, gempa bumi susulan yang kekuatannya terbesar yaitu 5,7 SR. Selanjutnya kekuatannya semakin mengecil.

Sebanyak 18 wisatawan asal Malaysia ikut menjadi korban gempa.

Baca: Gempa Lombok 7 SR Potensi Tsunami, Sebelumnya Sempat Terjadi 564 Gempa Susulan Hingga Sabtu Kemarin

Para wisatawan itu tengah berada di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk berlibur di kawasan wisata Gunung Rinjani.

"Dari 18 warga negara Malaysia, satu orang di antaranya meninggal dunia, enam orang mengalami luka‑luka dan 11 lainnya trauma," Kapolres Lombok Timur, AKBP Eka Fathurahman.

Wisatawan Malaysia yang menjadi korban meninggal dunia atas nama Siti Nur Ismawida (30), tertimpa tembok penginapan tempat ia dan rekan‑rekannya bermalam.

"Jadi korban meninggal setelah tertimpa reruntuhan bangunan," kata Kapolres.

Baca: Ketika Soeharto Jadi Sasaran Amarah Ibu Tien Karena Ketahuan Temui Istri Cantiknya Soekarno

Hujan Batu

Sejumlah pendaki mengaku terjadi hujan batu dan longsor di sepanjang jalur pendakian menuju Gunung Rinjani pada saat terjadi gempa.

"Semua jalur pendakian sudah tertutup longsor dan sudah susah dilalui. Saya tidak ingat berapa titik yang terjadi longsor karena dari atas juga terjadi hujan batu," ujar seorang porter, Muhsan (40), saat baru turun dari Gunung Rinjani.

Ia mengatakan, saat terjadi gempa hebat ada 500 wisatawan sedang berada di atas pos Sembalun Lawang, sebelum lokasi menuju puncak Gunung Rinjani.

"Begitu terjadi gempa, semua pendaki terjatuh, saking kerasnya getaran saat berada di atas punggung Gunung Rinjani. Bahkan, masing‑masing langsung lari menyelamatkan diri masing‑masing. Sudah tidak ada yang urus teman," terangnya.

Baca: Foto Anak-anak Berenang di Kali Item Viral, Ini yang Sebenarnya Terjadi Hingga Air Terlihat Jernih

Seorang pendaki asal Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Ahmad juga mengakui, ada lebih dari ratusan pendaki sedang berada di atas Gunung Rinjani saat terjadi gempa.

"Semua langsung turun karena di atas terjadi longsor disertai jatuhnya batu‑batu," ucapnya.

Namun ia mengaku tidak mengetahui secara pasti, apakah pendaki yang berada di atas Gunung Rinjani sudah turun semua atau tidak.

Begitu terjadi gempa para pendaki langsung turun sambil berlari. "Jumlah pendaki ada ratusan baik dari luar negeri dan dalam negeri," katanya.

Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mengatakan Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan BNPB untuk membantu penanganan dampak gempa di Lombok.

Baca: Jelang Pemilu 2019, Dukcapil Tebo Genjot Perekaman KTP SAD

TGB menyampaikan pihaknya menetapkan masa tanggap darurat selama tiga hari.

"Kami kini fokus penanganan penyelematan dahulu, polisi, Badan SAR, semua aparat kita kerahkan. Untuk tiga hari ini kita masa tanggap darurat," katanya. TGB juga menyampaikan bela sungkawa dan turut berduka cita terhadap para korban akibat gempa tersebut.

Personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) telah mendirikan tenda pengungsian untuk menampung korban gempa bumi.

"Tenda sudah berdiri dan dimanfaatkan untuk menampung sementara korban luka karena bangunan puskesmas rusak akibat gempa," kata kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, di Jakarta, Minggu.

Tenda pengungsian didirikan di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur karena puskesmas setempat mengalami kerusakan.

Baca: Butuh Waktu dan Biaya Besar Untuk Kegiatan Ekskavasi Situs Perahu Kuno Lambur

Selain mendirikan tenda, Tagana juga sudah membagikan nasi bungkus untuk makan siang para korban dan relawan.

Kementerian Sosial menurunkan 60 personel Tagana dan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) serta logistik ke lokasi gempa.

Bantuan logistik seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya dikirimkan bertahap. (tribunnetwork/mal)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul BREAKING NEWS: Gempa 7 SR di Lombok, Berpotensi Tsunami, http://bali.tribunnews.com/2018/08/05/breaking-news-gempa-7-sr-di-lombok-berpotensi-tsunami.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved