NTB Kembali Diguncang Gempa Bumi, Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa?

Bahkan Badan Meteorologi dan Geofisika, sebelumnya mengatakan gempa kali ini berstatsus peringatan dini Tsunami.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Photo istimewa (iwan londo)
Aktifitas burung pantai yang bermigrasi di pantai Cemara, kawanan burung terekam dalam World Migratory Bird Day (WMBD)yang jatuh pada 10 mei 2017 kemarin. 

TRIBUNJAMBI.COM - Baru saja kabar tersiar mengenai terjadinya gempa di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat.

Hal ini dikonfirmasi langsung oleh BMKG melalui akun Twitternya pada Minggu (29/7/2018) dengan kekuatan 7,0 Skala Richer dan pusat gempa di kedalaman 15 Kilometer.

Menurut Badan Meteorologi dan Geosifika, gempa bumi kali ini berstatus peringatan dini tsunami.

Gempa ini terasa hingga Bali, Banyuwangi bahkan Jember.

Lokasi terjadi gempa kali ini ada di 8,37 lintang selatan dan 116,48 bujur timur.

Bahkan Badan Meteorologi dan Geofisika, sebelumnya mengatakan gempa kali ini berstatsus peringatan dini Tsunami.

Namun pernyataan tersebut sudah dicabut, setetah beberapa menit muncul di di Twitter resmi BMKG.

Baca: Kabar Bahagia! Xiaomi Akan Luncurkan Ponsel Seharga Rp400 Ribuan, ini Kelebihannya

Baca: BMKG Mataram Cabut Peringatan Dini Tsunami, Sebut Potensi Gempa Susulan Terjadi

Bagi masyarakat kabar seperti itu menyebabkan panik dan kewaspaadaan mengingat gempa adalan bencana alam yang mengerikan.

Namun, konon hewan bisa memprediksi terjadinya gempa berkut ini penjelasannya.

Banyak cerita yang tersebar hampir di seluruh budaya bahwa beberapa jam sebelum gempa, semua binatang bertingkah laku gelisah.

Anjing melolong tanpa alasan, kuda melompat-lompat tinggi, ikan berenang berputar-putar.

Cerita hewan berperilaku tak menentu sebelum gempa bumi telah beredar selama ribuan tahun.

Salah satu contoh penting adalah evakuasi di Haicheng, China, pada 1975.

Baca: Gempa Lombok BMKG Sebut Dari Sini Pusat Guncangan yang Terjadi Malam Ini

Baca: Menyambut HUT RI, Pihak Kepolisan Gratiskan Pembuatan SIM Baru, Namun Ada Syaratnya

Saat itu, evakuasi murni didasarkan pada laporan adanya perilaku aneh para hewan.

Suatu tindakan yang diyakini telah menyelamatkan ribuan nyawa dari gempa berkekuatan 7,3 SR yang datang tidak lama kemudian.

Saat gempa yang terjadi Samudra Hindia, yang selanjutnya menimbulkan tsunami di Aceh dan beberapa negara Asia lainnya, banyak laporan yang menyatakan banyak hewan melarikan diri ke pedalaman beberapa saat sebelum gelombang tsunami menyapu daratan.

Laporan-laporan yang meluas tersebut memicu para peneliti dari University of California untuk mempelajari kemungkinan hewan sebagai prediktor gempa.

Lewat ratusan wawancara dengan pemilih hewan, ditemukan bahwa sebagian besar pemilik memang menemukan perilaku aneh sebelum getaran terjadi.

Baca: Ketika Gempa Lombok Buat Panik Warga, Ada yang Teriak Hidup Hidup

Baca: Jejak Rekam Kasus Video Asusila Ariel NOAH dengan Luna Maya & Cut Tari yang Kini Diungkit Lagi

SUMBER: Intisari Online

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved