Bertempur di Belantara Kalimantan, Keganasan Kopassus Ini Bikin SAS dan Gurkha Jadi Korban

Operasi Dwikora yang dilancarkan oleh Indonesia kepada Malaysia melahirkan cerita-cerita heroik tentara Indonesia.

Editor: bandot
Kopassus Inside Indonesia's Special Force
Prajurit RPKAD atau Kopassus yang diturunkan untuk Operasi Dwikora 

Perang gerilya pun makin berkecamuk dan pasukan Inggris yang sudah berhasil mengamankan Brunei merasa kewalahan ketika medan tempur meluas hingga wilayah Kalimantan Utara, Sabah, dan Sarawak.

Keadaan makin memanas karena pada tanggal 29 Agustus 1964 pembentukan negara Malaysia telah ditetapkan di Kuala Lumpur dan London.

Pengumuman yang dilakukan secara mendadak dan sepihak itu sangat mengejutkan karena tim pencari fakta PBB yang terdiri dari sembilan negara belum sempat meyelesaikan tugasnya.

Tim itu bahkan belum tiba di Kalimantan Utara tapi pengumuman berdirinya negara Malaysia ternyata telah berlangsung.

Pengumuman itu bagi Presiden Soekarno yang pernah menghadiri KTT di Manila dan membicarakan tentang berdirinya negara Malaysia tidak hanya melanggar kesepakatan KTT tapi juga menghina pribadi Soekarno.

Dalam kesepakatan KTT di Manila, Soekarno tidak menghalangi pembentukan negara federasi Malaysia asalkan diadakan jajak pendapat terlebih dahulu terhadap masyarakat yang tinggal di Kalimantan Utara.

Menyikapi pengumuman pembentukan negara Malaysia yang bersifat melecehkan kedaulatan Indonesia itu, Soekarno dan kabinetnya segera menempuh garis keras.

Mereka mengemukakan pembentukan Malaysia melanggar tiga hal.

Baca: Pengawal Khusus Beberkan Keseharian Soeharto Saat Tak Lagi Jadi Presiden, Kaget di Luar Dugaan

Pertama, tidak demokratis, kedua bertentangan dengan KTT Manila, dan ketiga bertentangan dengan resolusi PBB mengenai dekolonisasi.

Reaksi keras dan konfrontatif yang kemudian ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia adalah tidak hanya sekedar merestui aksi penyusupan para sukarelawan masuk ke seberang perbatasan Malaysia .

Tetapi secara terang-terangan kekuatan pasukan ABRI mulai menampakkan dukungannya kepada perjuangan rakyat Kalimantan Utara.
Aksi ganyang Malaysia pun tinggal menunggu hari.

Tindakan militer untuk menggempur Malaysia pun dikumandangkan oleh Soekarno di depan rapat raksasa di Jakarta pada 3 Mei 1964.

Presiden Soekarno lalu mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora).

Poin pertama Dwikora adalah pertinggi ketahanan revolusi Indonesia.

Kedua, bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved