Warga Senang Banyak Ikan Mati Mengambang di Sungai Brantas, Padahal Menurut Ecoton Penyebabnya

Penyebabnya, banyak ikan ditemukan mati dan mengambang disepanjang aliran sungai ini. Namun kondisi ini tidak dipandang baik

Editor: Suci Rahayu PK
SURYAOnline/Sugiyono
Warga mencari ikan yamg mati di Sungai Brantas, Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Kamis (2/8/2018). 

TRIBUNJAMBI.COM, GRESIK - Warga Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Gresik tepatnya di sepanjang aliran Sungai Brantas banyak mendapat ikan.

Penyebabnya, banyak ikan ditemukan mati dan mengambang disepanjang aliran sungai ini.

Namun kondisi ini tidak dipandang baik oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ecoton.

Baca: Kata Zodiak Jumat 3 Agustus 2018, Aries Ambil kesempatanmu, Scorpio Dapat Kejutan dari Pacar

Mereka menyayangkan banyaknya ikan mati mengambang di Sungai Brantas, wilayah Desa Bambe Kecamatan Driyorejo.

Prigi Arisandi, Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengatakan, sejak pagi tadi ikan di Sungai Brantas banyak yang mati. Diantaranya, bader abang, bader putih, nila dan rengkik.

Prigi mengharapkan peran pemerintah untuk mencari penyebab kematian ikan tersebut.

Sebab, secara tidak langsung ekosistem di sungai Brantas terganggu oleh lingkungan yang kurang sehat.

"Diduga dampak perubahan cuaca ke musim kemarau mengakibatkan ikan-ikan mati. Sehingga dikawatirkan ada limbah yang mengalir dan sengaja dibuang ke sungai," kata Prigi, Kamis (2/8/2018).

Baca: Mulai Diisukan Jadi Cawapres Hingga Deklarasi dan Dapat Ancaman, Ini Tanggapan Ustaz Abdul Somad

Selama ini, lanjutnya, Ecoton telah memperingatkan kepada pemerintah untuk mengantisipasi musim kemarau.

Sebab, terjadi penurunan debit air dan tambahan volume limbah dari beberapa beroperasinya pabrik di musim kemarau.

"Suhu lingkungan yang panas akan mempercepat reaksi kimia dan memicu turunnya oksigen dalam air. Maka, pemerintah harus melakukan pengawasan ekstra terhadap pengguna air sungai, terutama industri untuk menerapkan prinsip berhati-hati dalam pengolahan limbah cair sebelum dibuang ke sungai," imbuhnya.

Prigi menambahkan, matinya ikan-ikan di Sungai Brantas, Ecoton sangat menyesal atas terjadinya peristiwa tersebut.

Itu sebagai bukti bahwa pemerintah gagal menjalankan pengawasan terhadap lingkungan dan Sungai.

"Pemerintah gagal menjalankan kewajiban monitoring air Kali Brantas Sungai surabaya wilayah Gresik," katanya.

Untuk mencegah terjadinya ikan mati setiap tahun, Ecoton meminta adanya tim dan sistem tanggap darurat ikan mati massal.

"Gubernur Jatim harus memberi sanksi dengan penutupan pabrik yang terbukti membuang limbahnya ke Sungai Brantas," imbuh Prigi.

Dia juga menyesalkan dengan banyaknya bangunan liar yang ada di tepi sungai Brantas.

Baca: Dakibu Kemampuan Bertempur Ekstrem Kopassus yang Bikin Kaget Lawan, Menyergap Secara Senyap

Baca: 10 Hektar Padang Savana Pulau Gililawa Kebakaran, Video Hingga Penyebab Kebakaran

"Ada 7.000 bangunan yang direstui Dinas Pekerjaan Umum dan Gubernur Jatim sehingga tidak ada ruang untuk penghijauan sungai," katanya.

Sementara masyarakat yang berada di sekitar Sungai Brantas di Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, banyak yang mendapat ikan.

Mereka menangkap ikan yang sudah mengambang dengan jaring.

Warga mengaku senang mendapat ikan yang bisa digunakan untuk makan.

"Lumayan bisa untuk tambah ikan untuk makan," kata Agus Pambudi, warga Bambe yang ikut mencari ikan.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Warga Gresik Senang Banyak Ikan Mati Mengambang di Sungai Brantas, Padahal Menurut Ecoton

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved