Kisah 'Ajaib' Tiga Tukang Becak yang Bisa Naik Haji yang Cuma Berpenghasilan Rp20 Ribu/Hari
Bila ada cerita dalam sebuah sinetron, "Tukang Bubur naik haji," dan itu hanya cerita fiksi belaka.
TRIBUNJAMBI.COM - Bila ada cerita dalam sebuah sinetron, "Tukang Bubur naik haji," dan itu hanya cerita fiksi belaka.
Ternyata di dunia nyata hal semacam itu bukanlah hal aneh bila mendengar kisah ini.
Bisa mengunjungi Tanah Suci Mekah tentu merupakan harapan terbesar bagi seluruh umat Muslim di dunia.
Tak terkecuali bagi 3 tukang becak yang kisahnya ada di bawah ini.
Biaya naik haji yang mencapai puluhan juta rupiah, jika dipikir-pikir memang cukup berat dan nyaris mustahil dicapai dengan penghasilan sehari-hari mereka.
Namun, Tuhan selalu merawat doa-doa umatnya yang dipanjatkan dengan niat tulus dan membantu agar harapan mereka terkabul.
Baca: Lagi Asyik Pesta Sabu, Tiga Warga Tabir Digerebek Polisi
1. Maksum, penghasilan sehari Rp20 ribu dan menabung 21 tahun untuk biaya naik haji
"Mustahil", begitu yang dipikirkan Maksum saat terlintas keinginannya menunaikan ibadah haji.
Apalagi penghasilannya hanya berkisar Rp20 ribu per hari.
Tukang becak yang kerap mangkal di depan ITC Surabaya itu awalnya tidak yakin keinginannya akan terwujud.
Namun pada tahun 1996, setelah istrinya meninggal, Maksum bertekad harus mulai menabung untuk naik haji.
Dan sejak saat itu, Maksum mengayuh becaknya lebih rajin dari sebelumnya.
Baca: Terungkap! Kekayaan Soeharto Selama Menjabat jadi Presiden, Ajudannya Buka-bukaan Soal itu
Setoran pertamanya ke bank kala itu Rp800 ribu dan dia selalu menabung setiap bulan.
Baru tahun 2010, Maksum membuka rekening Ongkos Naik Haji (ONH) dan mulai mendaftarkan namanya sebagai jemaah haji Indonesia.
"Tidak hanya bekerja saja, tapi juga berdoa," ungkap Maksum.