Kisah Pahlawan Aceh yang Kebal Peluru, Langsung Menghadang Tank Tanpa Gentar
Di Aceh, ada sejumlah nama yang telah tercatat di lembar negara sebagai pahlawan nasional. Sebut saja Aman Dimot.
Pilihan itu tetap diambil meski Komandan Ilyas Leube sudah memberi perintah kepada pasukan tersebut untuk mundur dan meninggalkan medan perang.
Aman Dimot, pemuda kelahiran Tenamak, Kecamatan Linge, Aceh Tengah, ini tetap menolak perintah Ilyas Leube.
Dia memilih melanjutkan perang terbuka bersama dua rekannya, yaitu Pang Ali Rema dan Pang Edem.
Setelah Ilyas Leube dan sisa pasukan pergi, Aman Dimot bersama kedua rekannya itu berpura-pura mati di sekitar mayat-mayat korban perang yang bergelimpangan.
Saat pasukan Belanda sedang memastikan para korban sudah mati, Aman Dimot bersama teman-temannya bangkit dan menyerang pasukan belanda itu dengan beringas.
Banyak di antara pasukan Belanda yang mati kala itu.
Namun, Ali Rema dan Edem pun tewas saat itu. Aman Dimot terus mengejar pasukan Belanda dengan pedang, pasukan Belanda bingung karena serangan dari persenjataan mereka tidak mampu melukai, apalagi membunuh Pang Aman Dimot.
Namun, akibat kelelahan, Aman Dimot akhirnya ditangkap Belanda.
Pasukan marsose yang frustrasi karena tidak mampu membunuh Aman Dimot, akhirnya memasukkan granat ke dalam mulut sang pejuang.
Tak cukup sampai di situ, pasukan Belanda pun menggilas tubuh Pang Aman Dimot dengan tank.
Maka dari itu, tanggal 30 Juli 1949 gugurlah Aman Dimot di Rajamerahe, Sukaramai, Karo, Sumatera Utara.
Jasad Aman Dimot pun dimakamkan di tempat itu.
Beberapa tahun kemudian, kuburannya digali dan kerangkanya dipindahkan ke Tiga Binanga.
Jasad Aman Dimot selanjutnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kabanjahe, Sumatera Utara.
Menanti gelar pahlawan