Kisah Kopassus yang Siap Bantu Polisi Berantas Teroris di Indonesia Hingga ke Akar
Komando Pasukan Khusus atau lebih dikenal dengan sebutan Kopassus TNI AD dengan ciri khas Baret Merah, Pisau Komando dan loreng darah mengalir.
TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus atau lebih dikenal dengan sebutan Kopassus TNI AD dengan ciri khas Baret Merah, Pisau Komando dan loreng darah mengalir.
Kopassus memiliki prajurit yang memilki kemampuan dan keterampilan khusus di bidang metal, fisik, taktik dan teknik untuk melaksanakan operasi khusus terhadap sasaran yang bersifat strategis terpilih.
Dalam situs http://kopassus.mil.id/ disebutkan, satu satuan elite TNI AD ini memiliki segudang prestasi, baik terkait pertempuran maupun seni dan olahraga.
Baca: 8 Fakta tentang Batik Sido Mukti dan Parang Rante yang Dipakai SBY dan Prabowo saat Pertemuan
Pasukan khusus sukses memberantas sejumlah pemberontak, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pembebasan Irian Barat, komunis, membebasakan sandera pesawat Woyla Don Muang, dan pembebasan sandera peneliti Tim Loren di Mapenduma Iraian Jaya.
Kopassus merupakan satuan yang bercirikan daya gerak, daya tempur dan daya tembak yang tinggi.
Mampu beroperasi dengan tidak tergantung pada waktu, tempat, cuaca atau kondisi medan yang bagaimanapun sulitnya di 3 matra (darat, laut maupun udara).
Sebagai satuan khusus, Kopassus memiliki spesialisasi-spesialisasi kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya.
Baca: Kisah Pahlawan Aceh yang Kebal Peluru, Langsung Menghadang Tank Tanpa Gentar
Salah satu spesialisasi anggota Kopassus adalah melakukan operasi intelejen yang anggotanya tergabung dalam Grup 3 Kopassus.
Grup-3 Kopassus yang berkedudukan di Cijantung adalah pasukan Sandi Yudha yang mampu melakukan infiltrasi dan eksfiltrasi ke daerah lawan dengan cara yang sangat tertutup untuk melaksanakan tugas pokonya.
Sebagai satuan yang berintelektual tinggi dan bermental baja Sandi Yudha hidup dari sumber setempat dengan memanfaatkan potensi wilayah serta mampu melaksanakan pertempuran dengan kelompok kecil hingga perorangan.
Satuan-81 Kopassus di Cijantung adalah satuan penanggulangna teror yang mampu melaksanakan operasi anti teror dari berbagai objek sperti gedung, bus, kapal, kereta api, hingga pesawat udara baik di daerah sendiri maupun di daerah lawan.
Baca: Pasang Kain Waring Hitam di Kali Item, Pemprov DKI Habiskan Dana Lebih Dari Setengah Miliar
Operasi penghancuran dan operasi penjinakan bahan peledak merupakan salah satu ciri khas Satuan-81 Kopassus yang terus menerus menmpa diri dengan latihan-latihan.
Anggota Satuan 81 Kopassus ini adalah mereka yang lulus pendidikan pasukan komando dan memiliki keterampilan khusus.
Mereka harus mengitu tes psikologi dan ketahanan fisik.
Setelah selesai mengikuti pendidikan khusus Kopassus, mereka kemudian mendapat pendidikan intelejen selama 3 bulan.
Dulu, Satuan 81 Kopassus ini dikenal juga dengan sebutan Gultor (Penanggulangan Teror) 81.
Gultor Kopassus Dilibatkan Tangani Teroris
Baca: Ini Dia Foto-foto Jadul Tahun 1969 Latihan Gabungan TNI/ABRI pada Masa Soeharto
Pasukan ini yang akan diperbantukan kepada polisi untuk mengatasi tindak terorisme yang belakangan marak lagi di Indonesia.
Seperti diberitakan Wartakotalive.com, Presiden Joko Widodo menginstruksikan TNI membantu Polri demi mengatasi aksi terorisme.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, berdasarkan perintah Presiden itu, Polri akan dibantu satuan TNI demi memberantas terorisme.
Menurut Moeldoko, Satuan TNI yang dikerahkan tergantung dari kebutuhan Polri.
Baca: Harga Cabai Merah Terjun Bebas, Beberapa Hari Lalu Masih Rp 24 Ribu
"Bisa nanti pengerahan Badan Intelijen Strategis untuk membantu intelijen dari kepolisian. Bahkan secara represif bisa menggunakan Satuan Gultor (Satuan 81) telah disiapkan," kata Moeldoko di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Moeldoko menerangkan, tidak akan terjadi tumpang tindih kewenangan antara Polri dan TNI.
Menurutnya, TNI tetap berada di belakang Polri untuk memperkuat penanganan terorisme.
"Justru yang tetap yang di depan adalah kepolisian, TNI memberi perkuatan. Dikolaborasikan dalam menangani sebuah persoalan yang sama. Intinya di situ," jelas Moeldoko.