Kisah Agus Hernoto, Legenda Kopassus Berkaki Satu yang Tak Gentar Walau Dibawa ke Markas Belanda
Pernah dengar pasukan khusus Indonesia dari Kopassus yang terkenal garang walau cuma memiliki satu kaki.
Dijelaskan dalam buku 'Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami' karya Bob Heryanto Hernoto, Agus kemudian ditarik Benny untuk bergabung di unit intelijen Kostrad.
Baca: Wow! Belum Miliki Markas, Siapa Sangka dengan Helikopter Kopassusgab Mampu Basmi Teroris ke Penjuru
Sejak itulah Agus melanjutkan karier militernya di dunia intelijen.
Mengutip dari Kompas.com, Agus dan Benny lalu bergabung dengan Operasi khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo.
Keduanya bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto.
Di dalam Opsus Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.
Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui dii sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".
Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.
Ia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.
Agus juga sempat mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah setelah adan kesaksian akan keberaniannya saat berhadapan dengan tentara Belanda saat ditawan.
Baca: Kisah Heroik Kopassus Menyamar Jadi Pengawal Presiden Filipina Demi Jauhkannya dari Bahaya Kudeta
Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus adalah salah satunya.
Malahan, Presiden Soeharto disebut selalu mengingat Agus. Setiap mereka bertemu, Soeharto pasti selalu menanyakan kondisi kaki Agus.
Soal Baret Merah Kopassus yang Dilempar Benny
Benny Moerdani masih tidak terima dan marah terkait dirinya yang pernah didepak sebagai anggota RPKAD setelah membela Agus Hernoto.
Kemarahan itu diluapkannya saat menghadiri undangan Kopassus pada tahun 1985.
Dijelaskan dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karya Hendro Subroto, Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI diminta untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.
Sebelum acara dimulai, ia beristirahat di ruang Komandan Kopassus Brigjen Sintong Panjaitan.