Liputan Eksklusif
VIDEO: Ribuan Jiwa Krisis Air Bersih di Nipah Panjang, Beli Air Galon Pakai Perahu
"...mulai pening nyari air di mano. Biaklah kami listrik dibatasi dari pado air bersih susah nyarinyo," tambahnya.
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Wazri mengaku setidaknya ada 1.100 kepala keluarga (KK) yang kini masih bergantung air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
"Kalau air sungai untuk mandi sama cuci baju saja, karena airnya tidak bagus untuk dikonsumsi," ungkapnya.
"Kalau di Nipah Panjang Dua sebagian sudah teraliri, tapi dipinggiran laut banyak yang belum," katanya.
Beruntung, Warzi mengatakan bahwa saat ini kondisi air sungai batanghari tak bercampur dengan air laut. "Biasanya bercampur air laut kalau sudah musim kemarau. Kalau sudah bercampur dak biso digunakan," tuturnya.
Warzi mengaku bahwa pihaknya sudah berulang kali mengajukan keluhan ini kepada Pemda dan Pemprov Jambi, namun nyatanya belum membuahkan hasil.
Baca: Ada 17 Perempuan, Pendaftaran Calon Anggota Panwaslu Capai 153 Peserta
"Ya meskipun masyarakat diuntungkan dengan adanya penjualan air galon, tapi kalau beli terus kasihan mereka. Kalau tidak mereka mandi air asin," ujarnya.
Menurutnya, perlu satu hingga dua tower dengan kapasitas besar dari PAM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Nipah Panjang Satu dan Dua dengan total sekitar 3.000 KK.
"Kalau bisa buat sumur bor satu. Tapi dengan kedalaman sampai 300 meter baru bisa dapat air bersih. Kalau masih dibawah tu tetap saja airnya kotor," tuturnya.
Minim anggaran
Kepala UPTD SPAM Kabupaten Tanjabtim, Ahmad Fauzan, menjelaskan bahwa terbatasnya ketersediaan air dan minimnya anggaran menjadi penyebab mengapa masih ada beberapa desa di Tanjabtim belum teraliri air bersih.
"Kita terus melakukan pembenahan, pelan pelan kita optimalkan. Sekarang yang terpasang saja kita masih berusaha melakukan pengoptimalan, itu yang kami prioritaskan dulu," jelasnya.
Menurutnya, jika dipasang jaringan pipa didaerah sana, dikhawatirkan aliran airnya tidak akan optimal.
"Bisa kita pasang pipanya, tapi takutnya airnya tidak mengalir, itu kendala kita selama ini," jelasnya.
Ahmda Fauzi mengklaim, beberapa daerah yang sudah dialiri air bersih diantaranya Sabak Barat, Sabak Timur, Rantau Rasau, Sadu, Nipah Panjanh Dua, Geragai, Mendahara ilir dan Ulu.
"Tapi itu tidak semua satu desa terakiri penuh, ada sebagian rumah disatu desa belum kita aliri, karena beberaoa faktor," jelasnya.
Baca: Saksi Sani-Izi Tolak Tandatangani Berita Acara Rapat Pleno Rekapitulasi Suara