Menilik Kediaman Almarhum Soeharto, Ruang Sakral yang Digunakan Selama 32 Tahun untuk Bekerja
Pintu berwarna coklat menyambut awak media begitu hendak masuk ke ruang kerja Seoharto.
Di dinding bagian lainnya terlihat foto Soeharto bersama Tien Soeharto berukuran sekitar 50x25 cm persegi.
Mbak Tutut mengungkap, Soeharto yang dijuluki "The Smilinf General" semasa menjabat presiden biasa menerima tamu-tamu kenegaraan seperti para menteri Orde Baru, di ruangan tersebut.
Ruang kerja mendiang ayahnya sengaja dibiarkan dengan kondisi seperti pada saat mendiang ayahnya masih hidup.
Tidak ada perubahan tata letak perabotan sejak Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan wafat pada 27 Januari 2008.
Meski begitu, pihak Keluarga Cendana tetap merawat fisik bangunan dan isinya sepeninggal Soeharto.
Baca: 4 Anak Kandung Kembali Gugat Nenek Cicih, Ini 5 Fakta Gugatan Soal Warisan Ini
"Ini nggak ada yang diubah sama sekali sejak dulu Bapak masih hidup. Di sini biasanya Bapak terima tamu kenegaraan seperti menteri-menteri," kata Mbak Tutut.
Menurut Mbak Tutut, selain menerima menteri, ayahnya sering menghabiskan waktu untuk menyelesaikan dokumen-dokumen kenegeraan sejak subuh di ruang kerja tersebut.
Jika kebetulan harus ada pekerjaan yang perlu diselesaikan sepulang dari Istana Negara, maka Soeharto kembali menggunakan ruang kerjanya itu.
"Biasanya sampai jam 10 malam, mulainya dari habis subuh," kenangnya.
Kegiatan kunjungan ke ruang kerja Presiden Soeharto ini dilakukan di sela acara buka puasa bersama Keluarga Cendana.
Kamar Mandi Pak Harto
Mbak Tutut pun sempat menunjukan sebuah ruangan lain di dalam ruang kerja tersebut.
Ruang itu adalah kamar mandi.
Pintu kamar mandi yang berbahan kayu panel berwarna cokelat muda.

Ketika gembok tersebut dibuka terlihat sebuah cermin besar di depan sebuah wastafel dalam kamar mandi tersebut.