Heboh Hubungan Sedarah Kakak Adik, Bahaya Ini Intai Pelaku Incest, Kasihan Keturunan Biologisnya!
Hubungan sedarah atau incest merupakan tindakan seksual yang dilakukan oleh dua orang yang masih
Penulis: rida | Editor: rida
TRIBUNJAMBI.COM- Hubungan sedarah atau incest merupakan tindakan seksual yang dilakukan oleh dua orang yang masih memiliki ikatan keluarga.
Hubungan ini dapat terjadi atas dasar suka sama suka atau pemaksaan (pelecehan seksual).
Dilansir dari Alodokter Dampak buruk dapat terjadi akibat menjalani hubungan abnormal ini.
Menjalani hubungan sedarah dapat berdampak negatif pada keturunan biologis Anda.
Mengapa?
Itu karena pasangan yang masih memiliki ikatan darah dapat membawa kelainan genetik yang sama.
Hal ini dikarenakan kelainan terikat pada gen resesif.
Jika mereka menikah dengan orang yang tidak berasal dari garis keturunan yang sama, gen resesif tidak akan muncul dan tidak menimbulkan efek negatif pada keturunan.
Berikut beberapa kemungkinan buruk yang dapat terjadi pada keturunan yang berasal dari hubungan sedarah:
- Anak berisiko tinggi terlahir dengan cacat serius.
- Gangguan mental.
- Kelainan resesif autosomal. Munculnya penyakit atau cacat bawaan akibat adanya perkawinan dua gen abnormal.
- Kelainan fisik bawaan.
- Gangguan intelektual parah.
- Kematian dini.
- Jika hubungan sedarah yang terjadi akibat pelecehan seksual, dampak buruk tidak hanya mengintai keturunannya, tapi juga pada sang korban (kebanyakan wanita) seperti mengalami gangguan fisik dan psikologis.
Gangguan fisik yang dapat terjadi seperti:
- Keputihan.
- Mengompol.
- Nyeri pada vagina.
- Nyeri pada rektal.
- Perdarahan.
- Konstipasi.
- Mengalami disuria (sakit saat buang air kecil) kronis.
Gangguan psikologis yang dapat terjadi seperti:
- Depresi.
- Mengalami gangguan tidur.
- Kurang konsentrasi.
- Mengalami mimpi buruk.
- Fobia.
- Gangguan makan.
- Menarik diri dari lingkungan.
- Menjalani perilaku seksual sebelum waktunya.
- Bunuh diri.
Hubungan sedarah yang terjadi akibat pelecehan seksual biasanya terjadi antara ayah dan anak perempuannya.
Hubungan ini dapat terjadi berulang kali dan tanpa diketahui oleh anggota keluarga lainnya.
Korban mungkin memilih bungkam dan bersedia dilecehkan karena tidak ingin melihat keluarganya mengalami perpecahan.
Seorang ayah yang melakukan hubungan keji ini terhadap anaknya sendiri biasanya memiliki moral yang rendah dan kerap beraksi tanpa akal sehat karena dipengaruhi alkohol.