Kazuo Taoka, Bos Klan Yakuza Terkuat di Jepang, Dijuluki 'Dewa Kejahatan', Ini Sepak terjangnya
Tapi di Jepang, nama ini bisa membuat gentar seluruh anggota sindikat kejahatan paling kejam Yakuza.
Lalu pada tahun 1946, Taoka berhasil mengambil alih kursi kepempimpinan klan Yakuza setelah Noburu Yamaguchi meninggal.
Tapi, ketika itu Klan Yamaguchi tengah berada pada masa sulit. Berbagai penangkapan dan penyerangan telah membuat klan ini hampir saja musnah.
Namun begitu, Taoka ternyata seorang bos yang piawai.

Berkat keterampilan mengelola organisasi, keanggotaan Yamaguchi Gumi segera meningkat dan mereka menjadi cukup kuat untuk menantang kelompok lain.
Bahkan mereka juga berhasil mengalahkan kelompok - kelompok kriminal yang juga berbahaya.
Deretan klan sindikat kriminal yang berhasil ditaklukan antara lain, grup Honda Kai, mereka adalah kelompok judi besar di Kobe dan diambil alih oleh Yamaguchi Gumi. Selanjutnya adalah Meiyu Kai dari Osaka, mereka juga dikalahkan dan ini memberi Yamaguchi Gumi posisi utama di Osaka.
Taoka belum puas dan memerintahkan prajuritnya untuk mengambil Miyamoto Gumi.
Baca: Sebelum Daftar CPNS 2018, Ini Besaran Gaji PNS 2018, Gaji Pokok Tertinggi Capai Rp 4,44 Juta
Baca: Ratusan Petempur Rusia Tewas dalam Pertempuran Brutal 7 Februari di Suriah
Mereka diancam dan diajak bergabung dengan Yamaguchi Gumi, kelompok ini memiliki anggota baru dan tumbuh lebih kuat.
Taoka kemudian ingin pindah di Yokohama tetapi langkah ini tidak berhasil setelah berbicara dengan Bos Yakuza, Kodama. Kodama merupakan salah satu bos Yakuza yang paling dihormati di Jepang dan menjadi penengah sebuah perjanjian antara Yamaguchi Gumi dan Klan Kai Inagawa yang kuat dari Tokyo.
Aliansi ini menciptakan monopoli Yakuza dengan hanya 4 dari prefektur Jepang yang bebas dari kendali mereka.
Pada tahun 1978 pada usia 65 Taoka menjalani kehidupan penuh kemewahan.
Dia memiliki kekuatan, uang dan posisi kuat.
Tetapi pada saat-saat seperti itulah sebenarnya ada ancaman yang nyata.
Dan waktunya tiba, pada Juli 1978 Taoka sedang bersantai di klub malam Kyoto.

Meskipun dirinya selalu berada di bawah pengawalan, tetapi hal ini tak menghentikan aksi seorang pemuda yang berjalan santai ke arah Taoka lalu menembaknya dengan pistol kaliber 38.