Taliban, ISIS dan Al-Qaeda, Ini Beda 3 Kelompok Teroris Ini, Mana Paling Kejam?

Meskipun ISIS telah “mendominasi media” dalam beberapa bulan terakhir, kelompok al-Qaeda dan Taliban juga masih sangat banyak.

Editor: Suci Rahayu PK
Al-Qaeda 

TRIBUNJAMBI.COM – Rentetan peristiwa ledakan bom yang baru-baru ini terjadi di Indonesia membuat nama ISIS semakin menyebar.

Padahal dunia masih mengingat ada kelompok teroris lainnya yang tak kalah mengerikan. Sebut saja al-Qaeda dan Taliban.

Baca: Selain Aman Abdurrahman, Ini Deretan Teroris yang Dihukum Mati di Indonesia

Meskipun ISIS telah “mendominasi media” dalam beberapa bulan terakhir, kelompok al-Qaeda dan Taliban juga masih sangat banyak.

Diketahui ISIS, al-Qaeda, dan Taliban adalah kelompok radikal jihad yang fokus untuk “membersihkan dunia dari ancaman” (menurut pandangan mereka) terhadap budaya lainnya, khususnya budaya barat.

Meskipun terlihat mirip, ternyata mereka memiliki padangan yang berbeda secara signifikan.

Jadi, apa perbedaan antara ketiga kelompok teroris terkemuka ini?

Ini penjelasannya dilansir dari forces.net.

Baca: Video Senyum Aman Abdurrahman Saat Dituntut Mati Oleh Jaksa

Al-Qaeda

Al-Qaeda
Al-Qaeda ()

Al-Qaeda mengikuti Wahhabisme, bentuk ekstrim dari Islam Sunni yang menekankan interpretasi literal dari Quran.

Kelompok ini didirikan pada tahun 1988 di Pakistan oleh Osama Bin Laden dan Mohammad Atif sesaat sebelum pasukan Soviet menarik diri dari tetangganya Afghanistan.

Al-Qaeda berarti 'fondasi' dalam bahasa Arab dan mereka percaya bahwa mereka harus menggunakan Jihad untuk memobilisasi variasi Islam mereka.

Mereka percaya pada konsep 'jihad defensif'.

Dengan kata lain, adalah jika ada seorang Muslim yang melawan mereka, mereka mungkin dipandang sebagai lawan Islam juga.

Salah satu aksi al-Qaeda yang paling terkenal adalah serangan teroris 9/11 pada tahun 2001 di New York yang menewaskan 2.977 orang.

Kelompok ini memandang Barat dan budaya lainnya sebagai ancaman terhadap Islam, dan tujuan utamanya adalah mendirikan negara Islam berdasarkan hukum Syariah.

Baca: Dishub Lakukan Penertiban di Kawasan Pasar, Tilang Kendaraan Yang Parkir Sembarangan

Taliban

Taliban.
Taliban. ()

Taliban berbeda dari al-Qaeda karena banyak dari prinsip-prinsip mereka berasal dari cara hidup suku Pashtun tradisional di Afghanistan, meskipun keduanya mempraktekkan cabang-cabang Islam Sunni.

Kelompok ini menjadi terkenal di Afghanistan pada musim gugur 1994 dan memerintah di negara itu selama 5 tahun, dari 1996 sampai 2001.

Taliban berarti 'mahasiswa' dalam bahasa Arab dan secara luas berspekulasi bahwa kelompok ini pertama kali muncul dari seminari keagamaan yang mengajarkan variasi ketat Sunni Islam.

Mereka awalnya berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan melalui hukum Syariah di daerah Pashtun di Pakistan dan Afghanistan.

Namun, kelompok ini memberlakukan undang-undang yang sangat ketat. Contoh perempuan di atas usia 10 tahun dilarang menerima pendidikan, menonton televisi, dan menggunakan media sosial.

Baca: Misteri dari Sosok Wanita yang Masuki Rumah Terduga Teroris, Ada yang Janggal dari Motornya!

ISIS

ISIS.
ISIS. ()

ISIS atau Negara Islam tersebut didirikan pada tahun 2014, dalam beberapa minggu setelah Mosul ditangkap ketika komandan Taliban membelot dan bersumpah setia kepada pemimpin IS Abu Bakr al-Baghdadi.

Para komandan pemberontak kebanyakan adalah mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Mullah Mohammed Omar, yang pada saat itu memimpin Taliban.

Meskipun media banyak menceritakan kisah-kisah ISIS selama beberapa tahun terakhir, tapi untuk saat ini kelompok Talibanlah yang masih memiliki pengikut lebih besar.

Hanya saja, kelompok-kelompok Taliban mengajarkan bentuk cabang Deobandi yang sebenarnya tidak begitu ekstrim untuk dipraktekkan dibanding apa yang telah dilakukan ISIS dan al-Qaeda.

Baca: Bukan Amerika atau Rusia, Ternyata ISIS Hanya Takut Pada Tentara Negara Ini

Lalu jika Taliban dan al-Qaeda lebih berlatih perang gerilya, taktik SIS jauh lebih mirip dengan pasukan militer biasa. Inilah yang membuat mereka sangat sulit untuk menghadapi.

ISIS juga telah berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial dengan cara yang tidak dimiliki kelompok teroris sebelumnya.

Dengan menggunakan YouTube, Twitter, dan WhatsApp, kelompok ini mampu menyebarkan propaganda teroris yang mengundang orang-orang muda untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan melawan budaya Barat. (Intisari Online)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved