Nasib Ais Tragis, Orangtua Meninggal dan Keluarga Menolak Merawatnya

Pelaku bom bunuh diri memang tidak bisa dimaafkan, mereka tak lagi mempedulikan kemanusiaan untuk melancarkan aksinya.

Editor: Suci Rahayu PK
bocah diduga anak pelaku serangan bom diselamatkan di Mapolrestabes Surabaya 

Syarat Adopsi

Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin memastikan akan melalukan pendampingan secara intensif terhadap anak-anak pelaku bom seperti Ais.

Ia cukup sedih melihat nasib Ais yang harus ikut kemauan orangtuanya.

Karena itu, ia tidak akan menyia-nyiakan kehiduapan Ais.

"Kalau sudah sehat kita beri pemahaman, pendampingan terhadap anak-anak ini, polwan, psikolog, terus ahli radikalisasi untuk memberi pemahaman yang benar supaya nggak terngiang-mgiang terus kejadian ini," ujar Machfud Arifin Kapolda Jawa Timur, Selasa (15/4/2018).

Kapolda Jawa Timur menambahkan pihaknya akan meminta jaminan pada pihak keluarga yang berhak atas pengasuhan anak tersebut.

"Karena semuanya orang tuanya sudah meninggal, mungkin neneknya, mungkin omnya, mungkin pakdhenya harus betul-betul dijamin yang dia 'waras' dalam merawat anak-anak ini. Kalau nggak ada jaminan dan pemahaman yang 'waras' tidak akan saya berikan," tegas Machfud Arifin.

5 Fakta Orangtua AIS Sampai Nekat Serang Mapolrestabes Surabaya

Baca: 3 Pasukan Elit TNI Sudah Turun Berantas Teroris, Pasukan Terbaik Bak Hantu Bergerak Tanpa Jejak

1. Mengajak anak dan istrinya

Diketahui bahwa pelaku bom bunuh diri adalah Tri Murtiono bersama istri dan tiga anaknya.

Tri Murtiono, istri dan dua anaknya tewas seketika usai meledakkan diri.

Sementara anak perempuan berinisial Ais (8) selamat.

2. Pelaku memiliki kepribadian yang tertutup

Selama ini keluarga Tri Murtiono tinggal di Jalan Tambak Medokan Ayu VI Surabaya.

Mereka terkenal cukup tertutup dari tetangganya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved