Dendam Anak Amrozi! Tidak Mau Hormat Bendera Merah Putih Usai Ayah Dipidana Mati

Bom, terorisme dan juga Bali pastinya. Ada cerita dibalik matinya Amrozi yang dipidana oleh negara atas perbuatannya.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017). 

TRIBUNJAMBI.COM, LAMONGAN - Bila mengingat nama Amrozi, apa yang terlintas dipikiran anda?

Bom, terorisme dan juga Bali pastinya. Ada cerita dibalik matinya Amrozi yang dipidana oleh negara atas perbuatannya.

Hingga berujung kepada 'warisan' dirinya pada keluarga. Namun semua dapat berubah seiring pesan dan kebaikan yang terus tertular pada keturunannya tersebut.

Baca: Ramadhan 1439 H, Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh, Bagaimana Hukumnya?

Baca: Harga Ayam di Hypermart Rp 24.900/Ekor, Daging Sapi Rp7.790/Ons

Berikut ceritanya:

Ada yang berbeda di antara peserta upacara Kemerdekaan HUT RI ke 72 di lokasi Yayasan Lingkar Perdamaian (LP) yang didirikan mantan napi teroris dan kombatan di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Lamongan, Kamis (17/8/2017).

Petugas pengibar bendera bernama Zulia Mahendra (32), anak bungsu terpidana mati bom Bali, Amrozi.

"Baru satu tahun saya sembuh dari dendam dan marah pada negara, sejak abi (bapak, red) dieksekusi," ungkap Zulia Mahendra saat ngobrol dengan SURYA.co.id.

Ia mengaku sempat lama dendam dan marah dengan negara, terhitung 10 tahun.

Amrozi, ayahnya dihukum mati dengan cara ditembak bersama pamamnya, Ali Gufron pada 2008.

Almarhum Amrozi, Imam Samudera dan Ali Gufron
Almarhum Amrozi, Imam Samudera dan Ali Gufron (TRIBUNNEWS.com)

Baca: Hilal Diposisi Ini, PBNU Prediksi 1 Ramadhan 17 Mei Seperti Penetapan Muhammadiyah

Bahkan kala itu Mahendra dengan membentang spanduk bertuliskan, "Akan aku lanjutkan perjuangan Abi."

Selama hampir sembilan tahun dendam itu terus membara.

Menurutnya, sejak Amrozi ditembak mati, baik ia saat masih sekolah dan kuliah, ia tidak pernah mau angkat tangan hormat bendera. "Baru hari ini," ungkapnya.

Lewat bimbingan pamannya, Ali Fauzi, terhitung baru satu tahun terakhir ini menyadari dan menghilangkan dendam serta amarah pada negara.

Baca: Sambut Puasa Ramadhan, ini Pilihan Menu Sahur Pertama yang Enak & Siap Saji Buat Para Pengantin Baru

Menurutnya, semua tidak akan pernah selesai jika selesaikan dengan dendam.

Sebab katanya, akan muncul pendendam-pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved