Fakta Mengerikan Letusan Freatik, Inilah Jenis Erupsi yang Pernah Tewaskan 140 Orang di Pulau Jawa
Gunung Merapi mengalami erupsi jenis freatik Jumat (11/05/2018) pagi sekitar pukul 07.32 WIB.
TRIBUNJAMBI.COM - Gunung Merapi mengalami erupsi jenis freatik Jumat (11/05/2018) pagi sekitar pukul 07.32 WIB.
Letusan Gunung Merapi tersebut tanpa disertai dengan pertanda.
Bagi sebagaian masyarakat hal ini membuat khawatir, pasalnya pada letusan-letusan sebelumnya Gunung Merapi selalu disertai dengan tanda-tanda.
Namun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat untuk tetap tenang.
Melansir dari Kompas.com, Operator Pusdalops BPDB Magelang, Kristian, mengatakan erupsi kali ini berjenis freatik.
"Untuk letusan seperti ini tidak ada wedhus gembel," terangnya.
Erupsi yang terkesan mendadak ini memang tidak menunjukan banyak gejala dari aktivitas Gunung Merapi.
Sebenarnya, apakah erupsi freatik dan apa dampak yang ditimbulkannya?
Baca: Geram dan Murkanya Jenderal Polisi ini Lihat Anggotanya Digorok dan Diinjak Kepalanya, Ini Katanya
Baca: Beginilah Letusan Gunung Merapi Dilihat Dari Luar Angkasa, Tanpa Pertanda Lazimkah Terjadi Letusan?
Baca: Pria Berjenggot ini Tawarkan Diri Jadi Negosiator Saat Kejadian Kerusuhan di Mako Brimob
Mengutip dari Worldatlas.com, erupsi jenis freatik dikenal sebagai semburat uap atau letusan ultra-vulkanik.
Hasil dari ledakan ini menumpahkan air, uap, batu, abu, bahkan bom vulkanik.
Erupsi freatik dapat terjadi setiap kali akuifer (air bawah tanah) mendekati magma.
Magma memiliki suhu ekstrim yang mencapai kisaran 500 - 1170 derajat Celcius.

Letusan yang melibatkan magma cair pada prosesnya dikenal dengan sebutan phreaomagmatic.
Penyebab lain disebabkan oleh lava yang mengalir di atas sedimen basah sehingga menghasilkan ledakan freatik skala kecil.
Dampak dari letusan ini bagi ekosistem dapat mencairkan puncak gletser, kawah berelief rendah, dan danau.