Kisah 4 Polwan Nyamar Jadi PSK, Mulai Kenakan Hotpants, Ketemu Bos 'Mucikari' yang Ternyata

Tak tanggung-tanggung, ia pun terjun langsung ke lapangan membuktikan kebenaran dari laporang masyarakat tersebut.

Editor: Suci Rahayu PK
Ilustrasi 

Rochana kemudian menyampaikan perihal rencana penyamaran itu kepada Mira. Dengan membonceng Mira mengendarai motor matik, mereka selanjutnya berangkat menuju salon di wilayah Pati.

Awalnya kedua polwan ini sempat canggung karena harus merubah kebiasaan dengan berdandan seksi. Namun, semua itu terpaksa dikesampingkan demi tugas mulia.

4. Sempat risih berpakaian hotpants

"Mira sempat risih karena saya suruh berganti kaus minim dan hotpant. Begitu juga saya yang memutuskan mengenakan daster dan melepas hijab. Tapi it's ok, inilah tugas yang harus kita emban," jelas Rochana.

Rambut kedua polwan ini pun didandani ala kekinian.

Bripda Mira harus mengenakan rambut palsu karena rambutnya pendek.

Saya juga minta Mira memakai topi. Kaus, hotpant serta topi itu milik anak saya.

"Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu. saya pakai daster saja," ungkap Rochana sambil tertawa.

5. Bergerak tanpa senjata

Rampung berdandan, kedua polwan tanpa berbekal senjata api (senpi) ini bergegas menuju warung kopi Kuro-Kuro. Motor matik diparkir di depan lokasi.

Mereka kemudian masuk ke dalam untuk mengawali aksi penyamaran. Keduanya mengaku sebagai sesama kerabat dengan status janda yang membutuhkan pekerjaan.

Rochana dan Mira kemudian bergantian memelas dan merayu seorang wanita PSK yang ada di dalam warung kopi. Sampai akhirnya Woro Wiranti (34), wanita pemilik bisnis prostitusi itu keluar dari kamar menemui keduanya.

6. Kaget saat ketemu bos wanita PSK

Rochana dan Mira masuk warung kopi itu sehabis magrib dan sepi. Setelah bertemu dengan seorang wanita berpakaian seksi, dan mengutarakan niat sebelumnya, wanita PSK itu pun memanggil bosnya.

"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar. Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan. Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar. Alhamdulillah ia tak mengenali saya," kata Rochana yang masuk Secaba Polwan tahun 1987 itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved