Pejuang Afghanistan Ini Beri Pelajaran Mematikan Pada Tentara Bayaran
Karzai sebenarnya sudah menjabat presiden sementara Afghanistan sejak tahun 2002 di bawah perlindungan militer AS.
Puncak kebencian terhadap kehadiran para pengawal asing Karzai ditandai dengan diledakkannya markas DynCorp di Kabul pada Agustus 2004.
Insiden yang merupakan ‘pelajaran’ mematikan yang diberikan oleh pejuang Afganistan kepada para personel tentara bayaran Dyncorp itu menewaskan 14 orang.
Karzai akhirnya setuju mengganti semua pengawal asingnya dengan para pejuang lokal yang terlatih dan menyandang senjata paling favoritnya, AK-47.
Belakangan diketahui para pejuang yang mengawal Karzai ternyata telah dilatih oleh personel DynCorp sehingga kemampuan tempurnya tak bisa diragukan lagi.
Namun, para pejuang yang bertugas mengawal Karzai itu meskipun dari pejuang lokal tetap saja menimbulkan masalah.
Karena hampir semua personel masih satu suku dengan Karzai. Padahal saat dilakukan rekrutmen, mereka diambil dari berbagai suku.
Menurut para pengamat politik di Afghanistan saat itu , pilih kasih dalam menunjuk para pengawal bisa memunculkan kecemburuan pada suku lainnya sehingga nyawa Kanzai tetap saja terancam.
Baca: Ala Kachuu Penculikan Pengantin di Kirgikistan, Dipaksa Nikah, Diperkosa Hingga Bunuh Diri
Kendati masih menimbulkan polemik, keberadaan para pengawal lokal Karzai banyak memberi manfaat positif. Misalnya saja, mereka bisa dibayar lebih murah dibandingkan para pengawal asing dan memiliki loyalitas tinggi.
Saat menjabat Presiden Afghanistan selama 10 tahun (2004-2014) Karzai dikawal sekitar 600 orang Afghanistan. Sekitar 25 orang di antaranya perempuan.
Kehadiran para pengawal lokal itu mau tak mau membuat para personel DynCorp yang telah berada di afghanistan selama tiga tahun menganggur dan terpaksa pulang kampung.
Akan tetapi rumor yang beredar justru mengabarkan, para personel DynCorp tetap berada di Afghanistan dan sibuk melatih para pengawal lokal Karzai yang secara transparan diseleksi dari semua suku.
Yang pasti secara politik, penduduk Afghanistan saat itu bisa lebih lega karena Kanzai tidak dikawal tentara asing lagi.
Walaupun pengawal lokal yang lebih suka menenteng AK-47 itu ternyata bertempur dengan ‘cara-cara AS’ karena para pelatihnya adalah personel tentara bayaran dari DynCorp. (Intisari)