Kuswati Ingin Bertemu Jodoh, Buruh Tuna Daksa Sehari Dibayar Rp 4000

Ketika disinggung soal harapan kedepan, raut wajah Kuswati sontak berubah merona, sambil mengulum senyum dia berujar...

Editor: Duanto AS
Kuswati, buruh plasma penyandang tuna daksa saat sedang menyulam bulu mata palsu di rumahnya di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (29/4/2018).(KOMPAS.com/Iqbal Fahmi) 

Meski demikian, Tukimin menuturkan, ada dampak positif yang diperoleh dari keberadaan plasma dan subkontraktor dalam pola kerja kemitraan. Sebab, meski dinilai tidak mengindahkan kesejahteraan buruh, keberadaan mitra cukup membantu untuk menyerap begitu banyak angkatan kerja di Purbalingga.

Analisis Medis Menilik beban kerja yang dipikul oleh seorang buruh bulu mata palsu, Ketua Paguyuban Kepala Puskesmas (Palapa) eks Karesidenan Banyumas, HS Wahyudi mengungkapkan, para buruh tersebut memiliki kerawanan risiko medis baik itu terhadap badan, mental, maupun sosial.

Banyak hal yang apabila diperhatikan akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan, diantaranya:

1. Lokasi kerja dalam hal ini ruangan yang luasnya tidak berimbang dengan jumlah buruh yang ada. Belum lagi ventilasi yang kurang proporsional akan berpengaruh terhadap jumlah oksigen yang dibutuhkan. Imbasnya, kebutuhan oksigen tidak tercukupi dan menyebabkan gangguan paru-paru, batuk, sesak nafas, dan pening.

2. Pencahayaan yang kurang akan berisiko terhadap munculnya gangguan mata. Belum lagi otot mata harus diforsir dengan terus menerus berkontraksi karena melihat alat-alat kerja dan bahan yang relatif kecil.

3. Posisi duduk yang terus menerus monoton akan mengakibatkan peredaran darah tidak lancar dan tulang belakang serta otot-otot yang melingkupinya tidak memiliki fase relaksasi. Dampak yang akan dirasakan, yakni nyeri leher, punggung, maupun pinggang.

4. Seringkali buruh menahan buang air kecil saat bekerja, yang akhirnya berisiko terhadap gangguan saluran kencing, salah satunya potensi munculnya batu dalam saluran kemih. (Kontributor Purwokerto, M Iqbal Fahmi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Kuswati, Buruh 'Ngidep' Tuna Daksa di Purbalingga, Sehari Dibayar Rp 4.000"

Baca: Sejengkal dari Maut, Ini 10 Potret Keberuntungan Manusia

Baca: May Day 2018 - Jumlah TKA Meningkat Setiap Tahunnya, Ini Angkanya Sekarang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved