Kisah Nyata - Sejak Kelas IV SD Jadi 'Budak Nafsu' Ayah Kandung, Terungkap Saat Lulus Kuliah
Sejak kelas IV SD hingga lulus kuliah, Sus, gadis berusia 22 tahun ini mengaku diperkosa ayahnya. Setelah dipendam bertahun-tahun,
Pagi harinya, Ayah kembali mengulangi ancamannya. La juga minta agar aku segera mencuci celana aku yang penuh dengan bercak darah.
Sejak kejadian itu, aku menjadi pemurung. Kehidupanku seakan tanpa harapan. Setiap petang menjelang, hatiku tak pernah tenang. Khawatir Ayah kembali menyambangi kamarku saat malam hari.
Baca: 5 Bahaya Ini Mengintai Jika Kita Konsumsi Garam Berlebihan, Mulai Badan Bengkak Hingga Ginjal
Ternyata benar, Ayah datang dan memaksa aku melayani nafsunya. Aku tak ubahnya dijadikan budak nafsu tiap malam.
Yang mengherankan, ibuku Sarbiyah seakan tak tahu masalah yang aku alami, Tapi aku yakin, dia pasti tahu. Mustahil dia tak tahu. Karena setiap kali ayah memaksaku, aku sering merintih kesakitan.
Aku yakin, Ibu pasti mendegarkan. Ayah bisa keluar masuk kamar karena kamarku tak boleh dikunci. Kalau aku kunci, bukan hanya Ayah, Ibu juga memarahiku.
Kamarku juga selalu gelap. Baru setahun ini, dipasang lampu.
Akibat perbuatan itu, aku sempat telat datang bulan. Tepatnya saat duduk di bangku SMP. Saat kondisi ini aku ceritakan ke Ibu, ia lantas memberiku ikan tanpa tulang selama dua minggu.
Setelah itu haid datang lagi. Hal yang sama juga terjadi saat di SMU. Kali ini Ibu meminta ke dukun pijat. Katanya, aku baru jatuh dari sepeda. Setelah dipijit di perut, pelan-pelan, keluar darah yang bergumpal-gumpal.
Tak Punya Teman
Mungkin orang heran dengan kejadian yang aku alami. Apalagi keluargaku sebenarnya cukup terpandang.
Secara ekonomi lebih dari cukup. Ayahku seorang pegawai perusahaan telekomunikasi. Tapi sekarang sudah minta pensiun dini.
Ayah juga disegani. Makanya ia diangkat sebagai ketua RW. Ayah dikenal derrnawan. Sering menyumbang kebutuhan kampung.
Aku juga dilarang brgaul dengan teman. Setelah pulang sekolah, aku dilarang ke mana-mana.
Makanya, untuk membunuh waktu, aku hanya belajar. Habis bagaimana lagi. Main sama teman saja enggak boleh. Terima telepon dari teman saja langsung kena marah. Telat pulang sekolah sebentar saja, langsung kena damprat. Aku benar-benar hidup sendiri.