Komunitas
GALERI FOTO: Pertama Kali Bawa Ular ke Rumah Saat Masih SMP. Ajeng Diusir Keluarga. . .
Pernah diusir dari rumah karena menggeluti hobi yang terbilang aneh tak membuatnya menyerah. Kejadian itu
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribunjambi.com, Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pernah diusir dari rumah karena menggeluti hobi yang terbilang aneh tak membuatnya menyerah.
Kejadian itu ketika masih duduk di bangku SMP. Kisah pengusiran itu bermula ketika ingin memelihara dan membawa ular ke rumah.
Ya, hal itu dilakukannya agar bisa memahami dan dekat dengan ular lebih mudah. Tapi keinginannya itu tak didukung orang tua. Hingga akhirnya Ajeng harus rela menumpang di rumah teman.

Baca: Peringatan HPSN di Merangin - RT Peduli Sampah Dapat Penghargaan
Berselang beberapa hari, ia kembali ke rumah tetap dengan ularnya. Kemudian ia pun memberikan penjelasan orang tua. Lama kelamaan orang tua bisa mengerti. Lalu, Ajeng pun membuat rumahan khusus ular di rumahnya.
Ketekunannya bermula saat reptil itu diperkenalkan pamannya kepadanya. Saat itu sekitar tahun 2009 Ajeng R N (21) mulai menggeluti hobi sebagai pecinta reptil melata.
Gadis kelahiran Lampung, 29 Januari 1997 ini bekerja di salah satu Percetakan di Jambi. Mengenai kesibukannya, ia dapat membagi waktu hingga saat ini. Sebab, untuk mengurus peliharaannya yaitu selepas kerja. Membagi waktu untuk show, dia mengisi dengan waktu libur.
Sebagai anak yang tinggal di kontrakan, kesehariannya diisi dengan bekerja satu diantara percetakan di Kota Jambi.
Menekuni hobi yang sudah dijalaninya sejak lama itu tidaklah mudah, karena memiliki tantangan tersendiri. Tantangan itu tidak terlepas dari dia seorang perempuan.
Awal mula dia menjadikan itu sebagai hobi sejak saat masih kecil. Pamannya memiliki Toko Peternakan (Petshop), sehingga mulai terbiasa dengan hewan melata tersebut.

Baca: Sofa Relax dengan Fungsi Fleksibel
Baca: Pembakar Rumah Riance Dapat Remisi, Hukuman Jadi Makin Ringan
Ketika ke Jambi, perempuan asal jogja ini ketemu pecinta reptil yang membuatnya semakin kepincut untuk mencintai binatang itu. Itu pulalah yang membuatnya bertahan hingga sekarang.
Hingga kini, kesibukannya pun semakin bertambah. Setiap hari minggu ia harus meluangkan waktu untuk kumpul bersama komunitasnya di depan MTQ Kota Jambi.
Meskipun pada awalnya takut, karena merasa tertantang dengan demikian ketakutan itu dapat diantisipasi.
Inginnya mengikuti bersahabat dengan reptil untuk mengubah stigma negatif tentang ular. Pada umumnya masyarakat menganggap ular itu sangatlah berbahaya, namun kenyataannya tidaklah demikian. Ular dapat juga kita jadikan sahabat, dan itu tergantung pada cara kita mendekatinya.
Rutinitas yang tergolong ekstrem itu dilakoninya dengan tetap memperhatikan unsur keamanan dan keselamatan.
"Keselamatan dan keamanan itu yang paling utama. Harus sudah memikirkan tentang gigitan," ucapnya.

Baca: Dugaan Pencabulan 2 Murid SD di Tebo - Polres Masih Lakukan Penyelidikan. Terduga Dipindah
Baca: Hasil Penyelidikan, Ketiga Pelaku Sudah Sering Membobol Rumah Kosong. Ini Rinciannya
Baca: Spesialis Pembobol Rumah Kosong Berhasil Dibekuk Tim Opsnal Polsek Jambi Timur
Berjenis kelamin perempuan membuat masyarakat berpandangan pro dan kontra kepadanya. Untuk mengatasi tanggapan masyarakat itu lakukan dengan menjelaskan apa yang dilakukannya.
Ajeng selalu bersosialisasi tentang ular yang menggigit dan berbisa, tentang keamanan, jarak, karakter dan karakter ular. Sebelum pertunjukan dilakukan, terlebih dahulu disuntikkan serum anti bisa. Hal itu dilakukan untuk antisipasi apabila insting berburunya muncul. Insting berburu dapat terjadi karena merasa terganggu dan pada saat lapar. Dapat dikenali ciri-cirinya yaitu dengan menggerak-gerakkan kepala, dan gelisah.
Seminggu sekali bersosialisasi dengan memperkenalkan ular kepada masyarakat. Selain untuk pertunjukan dan sosialisasi, komunitas juga mengembangbiakkannya dan kemudian dilepasliarkan.
Ular berbisa atau tidak dapat dikenali dengan bentuk tubuh. Diantaranya, jenis kepala yaitu berbentuk segitiga untuk yang berbisa dan pipih atau lonjong untuk ciri ular tidak berbisa.
Apabila digigit ular jangan langsung mengisapnya. Sebab hal itu sangatlah berbahaya. Sebelum dibawa ke rumah sakit, penangan pertama yang dapat dilakukan dengan mengikatnya. Batasan pengikatan itu berjarak tiga jengkal dari gigitannya.
Baca: Masyarakat Keluhkan Perambah Nakal
Baca: Kepala BNPB Apresiasi Kepala Pemerintah Provinsi Jambi Terkait Pencegahan Kebakaran Hutan