Campur Darah Reptil, Warna dan Bau Air Selokan 'Mengerikan', Warga RT 15 Khawatir
"Limbahnya juga berwarna, kadang merah, kadang biru. Campur, ada pewarna, ada darah reptil,”
Penulis: Rohmayana | Editor: Duanto AS
“Itukan limbah pewarna, limbah produksi reptil. Ikan di anak sungai ini be hilang kalau limbah lagi mengalir. Harusnya dinetralisir dulu baru dibuang,” ujarnya.
Sementara itu, Tino, dari pihak Tina Mitra, mengatakan saat ini pihaknya tengah menggarap pembuatan saringan limbah. Namun, masih menunggu teknis dan SOP dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi.
“Kami menunggu SOP dari DLH. Sebab kalau kami langsung buat nanti salah, malah dibongkar,” katanya.
Saat ini limbah yang dikeluarkan sebut Tino, memang belum melalui saringan.
“Ada limbah pupuk urea, karena kita pakai itu juga. Produksi kita di sini ada pemotong reptil, juga menggunakan warna,” jelasnya.
Tino mengaku Tina Martin sudah berdiri sejak 8 tahun lalu. Untuk hasil pemotongan reptil ada limbah yang bau langsung ditanam.
“Kita memang produksinya di sini,” ujarnya.
Reptil yang diolah Tina Mitra, sebut Tino, di antaranya ular, biawak.
“Kalau ular kita lepas, tidak bisa matok, karena mata dan mulutnya dilakban,” tuturnya.
Kepala Disperindag Kota Jambi, Komari, mengatakan saat ini ada dua UMKM pengolahan reptil yang menjadi binaan pihaknya, di antaranya Tina Mitra.
“Kita lakukan pembinaan mulai dari produksi hingga pemasaran,” kata Komari, saat dikonfirmasi tribunjambi.com, Kamis (19/4).
Tina Mitra, sebut Komari, sudah memiliki gerai sendiri yang sudah mantap.
“Mereka sudah punya gerai sendiri. Sudah mantap semua. Pasarnya juga sudah mantap. Itu sudah lama kita bina,” ujarnya.
Baca: Nagita Slavina Arisan Dollar, Ini 5 Mesin Uang Yang Ngalir Terus