Bombardir 128 Rudal Jelajah ke Suriah, Kabar Ini Bakal Bikin AS, Inggris dan Perancis Makin Kalap

Sebagian besar rudal yang ditembakkan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis ke Suriah berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan udara Suriah

Editor: bandot
Foto yang dirilis lewat akun Twitter resmi pemerintah Suriah pada Sabtu (14/4/2018) memperlihatkan ledakan terjadi di pinggiran Damaskus usai serangan udara Sekutu.(HANDOUT / STR) 

Aksi ini merupakan serangan militer terbuka pertama Inggris terhadap rezim Presiden Bashal al-Assad.

Sebuah jet tempur Tornado GR4 milik AU Inggris.
Sebuah jet tempur Tornado GR4 milik AU Inggris. (Wikipedia)

Kemenhan Inggris mengatakan, empat jet Tornado telah menembakkan misil Storm Shadow ke pangkalan militer yang terletak 24 kilometer sebelah barat Homs.

Baca: Kisah Pasukan Abadi Persia yang Sangat Ditakuti, Beginilah Kerasnya Latihan Mereka Sejak Kanak-kanak

"Fasilitas itu dulunya adalah pangkalan misil di mana rezim Assad diketahui menyimpan bahan pembuat senjata kimia," demikian Kemenhan Inggris.

"Indikasi awal menunjukkan serangan terukur yang menggunakan misil Storm Shadow cukup sukses," tambah Kemenhan Inggris.

Mereka juga meyakini serangan tersebut tidak akan mengakibatkan jatuhnya korban sipil, sebab target serangan berada jauh dari permukiman warga.

Sementara itu, PM Inggris Theresa May mengatakan, serangan terbatas dan terukur itu merupakan bagian dari aksi gabungan dengan Perancis dan AS terkait dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan Suriah.

"Tak ada lagi alternatif praktis selain menggunakan kekuatan untuk mengurangi dan mencegah rezim Suriah menggunakan kembali senjata kimia," ujar May dalam pidato televisinya, Jumat (13/4/2018) malam.

"Aksi ini bukan mengintervensi perang saudara. Juga bukan soal mengganti rezim," tambah May.

"Aksi ini dilakukan secara amat terbatas dan terukur agar tidak meningkatkan tensi ketegangan di kawasan dan sebisa mungkin mencegah jatuhnya korban warga sipil," May menegaskan.

May melanjutkan, sejumlah informasi signifikan termasuk data intelijen menunjukkan bahwa pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di kota Douma akhir pekan lalu.

May menegaskan, serangan militer ini menberi sinyal jelas bahwa tak ada yang bisa menggunakan senjata kimi a tanpa mendapatkan balasan.

"Ini adalah kali pertama sebagai perdana menteri saya harus mengambil keputusan untuk mengirimkan militer kita ke pertempuran, dan ini bukan keputusan yang mudah," kata May.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved