Kidon, Tim Pembunuh 'Eksekutor' Agen Rahasia Mossad, Mulai dari Bom Hingga Penembakan
Ketika Israel kehilangan 11 atletnya yang terbunuh pada Olimpiade Munich 1972 oleh pejuang Palestina yang menamakan diri Black
Kelompok teroris Black September sendiri saat itu tak hanya menyerang sasaran orang-orang penting Israel tapi juga warga Yordania.
Bagi Black September, Yordania turut menjadi sasaran serangan akibat terusirnya pengungsi dan gerilyawan PLO dengan kekerasan oleh pemerintah Yordania pada tahun 1970.
Kekecewaan akibat diusir itu membuat beberapa tokoh PLO membuat gerakan perlawanan Black September.
Selain telah sukses melancarkan serangan di Olimpiade Munich, Black September juga berhasil membunuh Perdana Menteri Yordania Wasfi Tell sewaktu berkunjung ke Kairo (1971).
Perdana Menteri Israel, Golda Meir bahkan merupakan salah satu sasaran utama yang selalu diincar oleh Black September.
Tapi Golda Meir ternyata selalu lolos dari upaya pembunuhan.
Namun demikian Mossad melalui unit Kidon merasa harus adu cepat untuk bisa membereskan para anggota Black September sehingga kelompok teroris ini tak berkutik lagi.
Baca: Rasakan Gatal di Bagian Vital, Pria Ini Garuk Dengan Cara Ini Hingga Alami Infeksi Parah
Korban yang menjadi sasaran unit Kidon pun mulai berjatuhan. Pada 16 Oktober 1972, tokoh Palestina Abdel Wael Zwaiter, wakil PLO di Roma, Italia, ditembak mati sebanyak 12 kali di apartemennya.
Pembunuhan yang dilaksanakan oleh tim Mossad pada siang hari itu berhasil dilakukan tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.
Tanggal 8 Desember 1972, Unit Kidon yang beroperasi di Perancis, berhasil menghabisi tokoh yang diyakini sebagai pemimpin Black September di Perancis, Hamshari.
Sebelum dibunuh, Dr Mahmoud Hamshari dipancing agar mau keluar dari apartemennya.
Setelah keluar dari apartemennya, agen Mossad menaruh bom di bawah meja telepon.
Begitu Hamshari masuk kamar hotel, agen Mossad lainnya yang menyamar sebagai jurnalis menelepon Hamshari.
Ledakan bom Mossad tak langsung membunuh Hamshari. Wakil PLO itu meninggal setelah sebulan dirawat di rumah sakit dan mengetahui bahwa pelakunya adalah Mossad.