Soal Pemecatan Dirinya, Dokter Tarawan Buka Suara! Ternyata Tokoh Besar ini Pernah Jadi Pasiennya
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan sanksi berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan
"Bobot pelanggaran Dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct. Pelanggaran etik serius," kata Prio Sidipratomo, Ketua MKEK IDI.
Baca: Investor Pasar Modal Pernah Terapi Cuci Otak Dokter Terawan, Ternyata Begini Hasilnya
Lalu bagaimana reaksi Dokter Terawan?
Belum Mendapat Surat
Dokter Terawan enggan menanggapi keputusan pemberhentian sementara dirinya dari keanggotan IDI yang dikeluarkan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Dokter Terawan mengatakan, hingga kini ia belum mendapat surat pemberhentian keanggotaan IDI.
"Saya ndak menanggapi surat itu karena saya tidak mendapat suratnya. Saya harus dapat surat maka saya bisa mengomentari. Sampai detik ini saya tidak mendapatkan surat yang ditujukan ke saya," ujar Dokter Terawan saat konferensi pers di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018), dikutip dari Kompas.com.
Baca: Alamak, Honor Evi Masamba Nyanyi di Pernikahan Anak Juragan Udang Mengejutkan!
Meski demikian, Dokter Terawan mengatakan terapi " cuci otak" dengan Digital Substracion Angiography (DSA) sudah melalui disertasi di Universitas Hassanudin bersama lima dokter lainnya.
Disertasi itu juga telah menghasilkan 12 jurnal internasional.
"Soal menilai bagaimana jurnal itu, itu adalah persepsi. Kalau uji ilmiah sudah dilakukan melalui disertasi dan disertasi sebuah universitas yang sangat terpandang, menurut saya harus dihargai," katanya.
"Karena semua ada risikonya, maka dikerjakan dengan cermat, detail, dan persiapan yang baik," tambahnya.
Tidak Mengiklankan Diri
Dokter Terawan juga membantah dirinya pernah mengiklankan diri dan mengangkat terapi "cuci otak" dengan Digital Substracion Angiography (DSA).
"Saya sebagai seorang TNI tidak pernah mau mengiklankan diri, tetapi kalau saya menerangkan secara medis, itu kewajiban saya karena menyangkut kejujuran ilmiah," ujar Dokter Terawan saat konferensi pers di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018), dikutip dari Kompas.com.