Ampuh Bagi Penyakit Berat, Berani Coba Minuman Bernama Ttongsul yang Terbuat dari Kotoran Manusia

Bahkan diyakini telah punah pada tahun 1960-an, padahal minuman ini diklaim mampu sembuhkan tulang yang patah dan epilepsi.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ttongsul dibuat dengan bahan utama kotoran anak-anak | Odd Culture 

TRIBUNJAMBI.COM - Ttongsul sebagai minuman tradisional Korea pasti asing di telinga masyarakat, bahkan mungkin di Korea sendiri. 

Minuman beralkohol dengan fungsi obat ini agak berbeda dengan anggur atau arak yan lainnya, karena bahan utamanya yang terdiri dari fermentasi kotoran anak-anak manusia. 

Minuman yang tidak menggugah selera ini tidak dinikmati secara luas di Korea Selatan. 

Bahkan diyakini telah punah pada tahun 1960-an, padahal minuman ini diklaim mampu sembuhkan  tulang yang patah dan epilepsi. 

Baca: Yakin dengan Kebersihan dari Dispensermu di Rumah? Beginilah Cara Kamu Membersihkannya

Baca: Catat Buat Anda yang Pengantin Baru: Ini Penyebab Rumah Tangga Mulai Terasa Tidak Harmonis

Proses membuat Ttongsul
Proses membuat Ttongsul ()

Dilansir dari Daily Mail, Dr Lee Chang Soo adalah orang terakhir yang mengetahui cara membuat Ttongsul. 

Dia mengatakan resep ini merupakan warisan dari berabad-abad silam di Korea Kuno. 

"Saya merasa sedih bahwa kotoran manusia tidak lagi digunakan sebagai obat tradisional," ungkapnya. 

Sementara untuk kotoran manusia yang dipakai hanyalah dari anak-anak sekitar berusia enam tahun, yang Dr Soo klaim tidak berbau dan 'murni.' 

Baca: Saat Bekas Goresan Luka Permanen Akibat Kekerasan Rumah Tangga dan Kanker Hilang Lewat Seni Tato

Baca: Siapa yang Menyangka,Ternyata ini Klub Tempat Berlabuhnya Messi Bila Cabut dari Barcelona

Dia juga mengatakan bahwa sementara orang patah tulang mungkin dirawat di rumah sakit selama 20 hari, Ttongsul dapat menyembuhkannya dalam separuh waktu. 

Proses Membuat
Proses Membuat ()

Ttongsul dibuat dengan memfermentasi air dengan kotoran anak-anak di dalam panci. 

Setelah sehari, nasi dan ragi direbus kemudian dicampur bersama. 

Beras non-ketan digunakan untuk fermentasi karena memiliki banyak protein, sementara beras biasa digunakan untuk meningkatkan rasa. 

Baca: Ratusan Izin Dikeluarkan Tahun Lalu, Minerba Kewenangan Pusat

Baca Juga: Tubuh yang Membusuk dari Dalam, Inilah 5 Konsekuensi Mengerikan Penggunaan Radium Abad ke-20 

Ramuan ini disimpan pada suhu 30 hingga 37 derajat Celcius selama seminggu. 

Sebagian besar orang Korea belum pernah mendengar tentang Ttongsul karena telah jarang dibuat sejak tahun 1960-an. 

Namun dikabarkan bahwa masih ada segelintir tradisionalis yang berusaha menjaga minuman aneh itu tetap hidup eksis.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved