Memprihatinkan, Juli Bertahun-tahun Tahan Sakit, Kepala Membengkak Tak Berobat, Tak Ada Uang

Menurut ibu Juli, Jamilah anaknya tidak pernah diobati semenjak mengalami pembekan kepala bagian belakang.

Penulis: Herupitra | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Heru Pitra
Juli (21), warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Kondisi Juli (21) memprihatinkan. Warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, itu sudah bertahun-tahun menahan sakit pembengkakan kepala bagian belakang.

Saat ini, Juli hanya tinggal bersama ibunya, Jamilah (63), sepeninggal almarhum bapaknya beberapa tahun silam. Mereka tinggal disebuah rumah panggung dari papan.

Saat sejumlah wartawan berkunjung ke rumahnya, Rabu (14/3), Juli dan ibunya menyambut dengan senyuman. Juli terlihat mondar-mandir di dalam rumahnya, terkadang Ia memengang kepala bagian belakangnya menahan rasa sakit.

Menurut ibu Juli, Jamilah anaknya tidak pernah diobati semenjak mengalami pembekan kepala bagian belakang. Jamilah hanya bisa pasrah karena tidak memiliki biaya. Jangankan untuk berobat, sejak satu bulan terakhir mereka tidak bisa membeli cabai untuk memasak sambal.

“Dirumah ini kami tinggal berdua saja suami saya sudah meninggal. Kepala anak saya (Juli, red) sudah bertahun tahun membengkak. Tapi tiga bulan terakhir ini semakin membesar, kepala yang bekak itu sangat lebut seperti balon, coba saja dipegang,” kata Jamilah.

Jamilah mengaku, hanya bisa pasrah dengan keadaan anaknya tersebut. Walaupun dalam hatinya sangat ingin mengobati sakit yang dialami anaknya tersebut.

“Jangankan untuk mengobatinya, sudah satu bulan ini kami berdua tidak lagi makan cabe. Saya tidak punya apa-apa, harta saya cuma anak,” cerita Jamilah.

Baca: mintak uang ke kami satu juta, KPU Kerinci Proses Dugaan Pungli PPK Terhadap PPS

Baca: Muncul Bibit Siklon Tropis, Jambi jadi Belokan Angin, Beberapa Daerah ini Terkena Imbas

Baca: Cek Endra Bakal Intervensi Angaran untuk Antisipasi Narkoba, Ini Langkah-langkahnya

Untuk kebutuhan sehari-hari Jamilah yang sudah uzur ini terpaksa turun keladang guna mencukupi kebutuhan mereka. Ini dilakukan agar tidak membebani tetangga yang sering membantu kebutuhan sehari hari mereka.

“Kalau saya ke sawah Juli tinggal dirumah sendirian. Sesekali saya balik kerumah untuk melihat keadaannya. Mata anak saya sudah rabun tidak bisa lagi menantang cahaya matahari. Matanya itu rabun disebabkan pembekan dikepala,” tutur Jamilah lirih.

Sejauh ini lanjutnya, bantuan pemerintah yang mereka dapatkan hanya menerima beras raskin (raskin). Bantuan tersebut mereka dapatkan tiga bulan sekali.

“Bantuan yang saya terima itu cuma Beras Miskin dari pemerintah kelurahan, itu juga tidak rutin. Kalau bantuan kesehatan belum pernah kami terima. Saya juga tidak memberi tahu ke Kelurahan keadaan anak saya,” ungkap Jamilah.

Ia mengaku, jika malam dirinya sangat khawatir dengan keadaan anaknya tersebut. Sebab jika malam hari anaknya mengeluh sakit dikepalanya. Sakit seperti ditusuk jarum itu kadang tak bisa ditahan oleh Juli hingga ia pun menanggis.

“Saya cuma takutnya malam, Juli ini sering mengaduh karena menahan rasa sakit dikepalanya. Kalau sakit dia hanya minum obat yang dibeli dari pasar (Apotik, red),” tuturnya seraya memperlihat obat yang dikonsumsi anaknya tersebut.

Senada Juli juga mengaku hal itu. Ia jika malam sakit yang diraskan dikepalanya seperti ditusuk pakai jarum. Untuk mengurang rasa sakit, ia minum obat yang dibeli dari pasar.

“Kadang-kadang saya sering nangis karena tidak kuat untuk menahannya. Mau bagaimana lagi sudah nasib saya, yang penting mak saya sehat beliau bisa merawat saya,” ucap Juli.

Ia menyebut, kalau ada yang bisa menawari berobat gratis dirinya sangat mengharapkannya. “Saya berdoa penyakit ini bisa diangkat oleh allah, ibu saya diberi kesehatan,” ujar Juli lagi.

Terpisah pihak apotik dihubungi mengatakan, bahwa obat seperti yang dikonsumsi Juli adalah jenis obat untuk menahan rasa sakit dan Nyeri. Obat tersebut dijual dengan harga Rp 15 ribu per paket.

Baca: Bibi Gabena ke Malaysia Besok, Paspor Keluarga TKI Bungo yang Koma di Malaysia Akhirnya Jadi

Baca: 2 Tim yang Dihindari Barcelona di Liga Champions, Bahkan Iniesta Enggan Menghadapinya

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved