Stephen Hawking Prediksi 3 Kejadian Mengerikan Ini Bakal Terjadi Pada Masa Depan Bumi dan Manusia
Semasa hidupnya, Stephen Hawking yang meninggal pada 14 Maret 2018 pernah mengungkapkan beberapa prediksi
Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasa, pada tahun 1965.
Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991.
Mereka bercerai karena tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking.
Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir 1967), Lucy (lahir 1969), dan Timothy (lahir 1979).
Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason (sebelumnya menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking), pada tahun 1995. Pada Oktober 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya.
Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking menjawab, "Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQnya adalah seorang pecundang."
Pada tahun 2006, Hawking mengajukan pertanyaan terbuka di Internet: "Di dunia yang mengalami kekacauan politik, sosial, dan lingkungan, bagaimana cara umat manusia bertahan hidup sampai 100 tahun berikutnya?" Ia kemudian mengklarifikasi:
"Saya tidak tahu jawabannya. Itu sebabnya saya bertanya supaya masyarakat memikirkan hal ini dan sadar akan bahaya yang kita hadapi saat ini."
Hawking khawatir bahwa kehidupan di Bumi terancam oleh perang nuklir mendadak, virus yang mengalami rekayasa genetik, pemanasan global, dan ancaman lain yang belum kita ketahui.
Bencana berskala planet tidak akan memunahkan manusia apabila manusia sudah mendirikan koloni di beberapa planet lain terlebih dahulu.
Hawking memandang bahwa penerbangan antariksa dan kolonisasi antariksa penting bagi masa depan manusia.
Hawking menyatakan bahwa karena alam semesta sangat luas, alien mungkin ada, tetapi manusia sebaiknya menghindari kontak dengan alien.
Ia memperingatkan bahwa alien mungkin menguras sumber daya di Bumi. Pada tahun 2010, ia mengatakan, "apabila alien berkunjung ke sini, dampaknya kurang lebih seperti ketika Columbus mendarat di benua Amerika yang malah merugikan penduduk pribuminya."
Hawking mengingatkan bahwa kecerdasan buatan supercerdas sangat berperan penting dalam menentukan nasib umat manusia. Ia menyatakan, "peluang manfaatnya sangat besar... Penciptaan kecerdasan buatan akan menjadi peristiwa terpenting dalam sejarah manusia dan mungkin peristiwa terakhir, kecuali kita belajar menghindari risikonya."
Dalam Google's Zeitgeist Conference tahun 2011, Hawking mengatakan bahwa "filsafat sudah mati". Ia percaya bahwa para filsuf "belum sanggup mengejar perkembangan sains modern" dan para ilmuwan "menjadi sosok terdepan dalam estafet pencarian pengetahuan manusia".