Ternyata Soekarno Miliki Surat Sakti yang Bernama Supertasmar Untuk Atasi Soeharto
Polemik Surat Perintah 11 Maret 1966 selama ini lebih tertuju pada peristiwa yang terjadi di Istana Bogor.
"Hanafi disuruh untuk menghubungi beberapa orang dan menyebarkan surat untuk membantah Supersemar. Namun, dia tidak punya jalur lagi," tutur Asvi saat ditemui Kompas.com, Minggu(6/3/2016) pekan lalu.
Hanafi sempat menghubungi mantan Panglima Angkatan Udara, Suryadharma. Namun, Suryadharma mengaku tidak lagi punya saluran untuk menyebarkan surat perintah baru dari Presiden Soekarno itu.
"Pers pun tidak mau memberitakan," tutur Asvi Warman.
Baca: Candaan Hotman Paris ke Raffi Ahmad: Mudah-mudahan cerai, Balasan Raffi Malah Mengejutkan!
Baca: Wajib Tahu! Lebih Baik Hindari Menyantap Bagian ini Pada Tubuh Ayam Agar Hidup Anda Lebih Sehat
Baca: Ganja 4 Kg Dikirim Melalui Bus AKAP Disimpan di Jok Motor, di Jalan Pelaku Dipepet Anggota
Tidak jelas
Hingga saat ini, keberadaan Supertasmar pun tidak jelas. Kepala Arsip Nasional RI Mustari Irawan juga mengakui, lembaganya tidak memiliki naskah atau salinan mengenai Supertasmar itu.
"Kalau Supertasmar, kami tidak ada," ucap Mustari ketika ditemui Kompas.com di kantornya dua tahun yang lalu.
Namun, Arsip Nasional RI juga melacak keberadaan Supertasmar, bersamaan dengan pelacakan Supersemar yang masih misterius. Pelacakan dilakukan, salah satunya dengan mencari di Sekretariat Negara.
"Kami juga terus cari di Sekretariat Negara, kan juga menyimpan dokumen," tuturnya.
Seperti apa transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto? Ikuti kronologinya dengan klik ke infografis di bawah ini:
