Beredar Tiap Hari! di Medan Ada Pedagang Nakal Jual 5,6 Ton Daging Tak Halal, Ini Perhitungannya
Namun sebagian besar, sekitar 5.600 kilogram daging yang dijual di pasar-pasar tradisional belum terjamin kualitas higienis dan kehalalan...
Baca: Cina Blokir WhatsApp, 6 Negara Ini Juga Larang Warganya Gunakan Media Sosial, Termasuk Indonesia
Pasokan daging-daging yang belum jelas asal usulnya, dicurigai pembeli dengan beberapa cara. Biasanya, pedagang sangat jarang menggantung daging tersebut. Kalaupun diletakkan di atas meja, dagangan hal itu tak berlangsung lama.
"Daging itu biasanya tidak tahan lama, kalau digantung dan terkena angin sebentar akan lain warnanya. Setengah jam kalau dibiarkan akan kehitaman. Di Medan tidak pernah habis itu. Sudah proyek semua," katanya.
Pedagang Nakal
Tak jarang, oknum pedagang nakal akan mencampur sedikit daging tersebut dengan daging sapi segar.
"Biasanya yang mengambil daging itu orang pesta termasuk katering. Harganya lebih murah, sekitar Rp 80 ribuan per kilogram. Lebih mahal daging segar, Rp 110 ribu per kilogram" ungkapnya.
Informasi yang ia peroleh, daging-daging yang beredar tanpa melalui RPH tersebut berasal dari India.
"Namanya saja dari India, tapi tak jelas juga India mana. Saya pikir bisa saja dari daerah lain," ujarnya, sembari mengaku di RPH swasta miliknya per hari bisa memotong sekitar lima sampai enam sapi.
Informasi yang diperoleh, daging-daging yang dimaksud tak jelas asal usulnya tadi adalah daging kerbau beku asal India. Jika dirunut, impor daging kerbau beku India hanya dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog). Dari sisi peraturan, pemerintah pusat sendiri tak melarang peredaran daging ini ke masyarakat.
Baca: Astaga, Baru Sehari Dipasang di Kayu Aro, Baliho 3 Paslon Bupati Kerinci Hilang
Kepala Bulog Divre I Sumut Benhur Ngkaimi mengakui, pihaknya kembali akan menerima sebanyak 56 ribu ton daging kerbau beku impor asal India. Direncanakan daging beku impor tersebut masuk pada Maret ini. Datangnya daging kerbau beku impor tersebut untuk menjaga stabilitas harga daging di Sumut.
"Saat ini stok daging beku Bulog sekitar tiga ton dan dengan akan masuknya daging beku impor India maka stok daging beku di Sumut semakin bertambah dan mencukupi," ujarnya, Jumat (2/3/2018) lalu.
"Bulog Sumut memang berencana lebih awal bersiap menyiapkan stok daging beku impor untuk menjaga kestabilan harga daging sapi menjelang Ramadan," sambung Benhur.
Ia menerangkan, selain operasi pasar (OP), Bulog memasarkan daging beku kepada distributor yang sudah bekerja sama atau langsung ke Rumah Pangan Kita (RPK). "Daging beku ada yang dijual distributor dan ada langsung ke RPK Bulog," ujarnya seraya mengatakan harga eceran tertinggi (HET) daging beku itu adalah Rp 80 ribu per kilogram, sesuai ketentuan pemerintah.
Di tempat terpisah, Dinas Pertanian dan Perikanan Medan Ikhsan Marbun mengkhawatirkan maraknya daging beku yang beredar di pasar basah. Ia mengatakan, daging beku yang dijual di pasar tradisional tidak dibenarkan.
Namun di satu sisi, pemerintah melalui Bulog diperbolehkan menjual daging beku untuk menjaga kestabilan harga. Seputar ramadan dan Idul Fitri Juni-Juli 2017, harga daging sempat bergejolak, lebih dari Rp 130 ribu per kilogram.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/tribun-medan_20180306_103541.jpg)