Pengakuan Perias Jenazah, 'Dipasangkan Dasi Badannya Berat, Saat Menantu yang Memasangkan Tersenyum'

Satu contoh ia sempat mau memakainkan baju atau sepatu saja kalau jenazahnya tidak mau maka tidak akan muat.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Robertus Kristiawanto 

Baca: Cerita Mia Khalifa dari Pindah Agama, Diancam ISIS Hingga Pensiun dari Industi Film Panas

Baca: Waspadai Gejala Kanker Lambung, Sering Dipikir Sakit Perut Biasa!

Dalam hati kecil, sebutnya, terkadang memang ada ketakutan kalau-kalau ada yang terkena HIV.

"Karena itulah kami ketika mau melakukan kegiatan menggunakan sarung tagan dan penutup muka. Dan itu pun ditanya ketika di RS ada HIV atau tidak. Tapi standar harus safety," kata dia.

Diakuinya, untuk merias jenazah dilakoni tidak hanya dirinya. Akan tetapi biasanya bertiga, yakni Bu Neri untuk jenazah perempuan, dan Pak Diky rekannya.

Baca: Miris! Permintaan Cerai Abdee Negara ke Istri Atas Permintaan Wanita Muda yang Sedang Hamil

Bagi dia, point terpenting di mana dikehidupan terkait perias jenazah ini adalah satu pengabdian.

Dan pesan untuk keluarga yang berduka, untuk kematian bukan satu hal yang meyeramkan dan tidak untuk ditakuti.

Sebab yang hanya bisa menolong jenazah adalah doa doa anak dan keluarga untuk masuk sidang terakhir dalam alam baka untuk meringankan neraka, api pencucian, dan syurga. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved