Selain Jantung, 6 Penyakit Ini Juga Mematikan dan Gejalanya Sering Tak Disadari!
Selama ini penyakit jantung dikenal sebagai penyebab utama kematian nomor satu di dunia. Penyakit Jantung Koroner (PJK) juga termasuk
Beberapa pasien pada awalnya mengeluhkan gejala 3P: poliuria (sering berkemih), polidipsi (sering haus), dan polifagia (sering lapar), serta penurunan berat badan tanpa sebab.
Itu adalah gejala klasik DM.
Walaupun telah muncul, gejala tersebut kadang terabaikan atau dianggap bukan yang penting.
Padahal, keluhan tersebut dapat membuka pintu untuk deteksi DM secara dini dan tepat.
Baca: Berlinang Air Mata, Elvy Sukaesih Mengaku Tak Tahu Anak-anaknya Pakai Narkoba
Baca: Tersangka Pembunuhan dengan Korban Wanita dan Dicor di Kamar Mandi Berkali-kali Aduk Semen
4. Osteoporosis
Siapa yang tak kenal penyakit ini?
Meski familiar, namun banyak orang tidak tahu apakah dirinya sedang mengalami pengeroposan tulang atau tidak.
Osteoporosis tidak memiliki gejala atau keluhan apapun.
Seringkali pasien datang sudah dengan nyeri akibat patah tulang (fraktur) atau kejadian jatuh akibat tulang yang rapuh.
Angka tertinggi osteoporosis terjadi pada wanita yang menopause, terutama yang memiliki berat badan rendah.
Cara pasti untuk mendeteksi secara dini ialah dengan pemeriksaan kepadatan tulang (bone densitometry).
Atau pada kasus-kasus awal dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi.
Namun sayangnya, pemeriksaan tersebut belum rutin dilakukan pada orang sehat.
Baca: Belum Dapat Kejelasan, 32 Calon Jemaah Umrah Tak Kunjung Berangkat
Baca: Puluhan Rumah Warga Limbur Merangin Retak-retak, Dituding Jadi Penyebab, Ini Jawaban PT Sugun
5. Infeksi Menular (HIV dan Hepatitis)
Penyakit ini boleh dibilang berbeda golongan dari lima yang telah dibahas sebelumnya.
Namun, infeksi menular seperti HIV dan hepatitis dapat muncul tanpa gejala sedikitpun.
Selain tidak menimbulkan gejala, penyakit ini mudah menular bila tidak berhati-hati.
Pada kasus HIV, butuh bertahun-tahun sejak virus masuk ke dalam darah hingga muncul sebagai gejala.
Banyak pasien yang baru diketahui mengalami HIV setelah dirinya terjangkit berbagai infeksi sekunder lainnya.
Seperti yang diketahui, pasien HIV memiliki imunitas yang rendah sehingga rentan terkena infeksi.
Dengan kata lain, virus HIV tidak membunuh pasien secara langsung, melainkan melalui infeksi-infeksi sekunder tersebut.
Pasien HIV paling sering meninggal akibat tuberkulosis atau hepatitis C.
Untungnya, pemeriksaan HIV dan hepatitis telah rutin dilakukan pada orang sehat, misalnya saat melamar kerja.
Sering ditemukan, seseorang baru mengetahui dirinya mengidap hepatitis B kronis saat pemeriksaan rutin sewaktu melamar kerja.
Tiba-tiba saja hasil laboratorium menunjukkan nilai HbsAg posititf (penanda hepatitis B).
Ia tidak tahu dari mana sumbernya, dan mengaku tidak menggunakan obat-obatan suntik, seks bebas, atau transfusi darah.
Dan tidak ada keluhan kesehatan selama ini; murni hanya hasil lab saja yang bermasalah.
Itulah kesulitan dari hepatitis B.
Di Indonesia, mayoritas kasus hepatitis B kronis terjadi akibat infeksi melalui plasenta sewaktu dalam kandungan.
Misalnya seorang ibu hamil dengan hepatitis B positif, sang bayi memiliki risiko yang sangat besar untuk mengidap hepatitis juga.
Namun dengan sifat penyakit kronis: tidak ada gejala pada tahun-tahun awal.
Baca: Perlakuan Putra Bungsu Maia Estianty ke Adik Tirinya Bikin Netter Terharu
6. Sirosis Hepar (penciutan hati)
Seperti halnya penyakit ginjal kronis, masalah kronis pada hati juga dapat mengakibatkan perubahan struktur dan penurunan fungsi.
Disebut sirosis hati, apabila sel-sel normal telah mati, digantikan oleh serabut-serabut fibrosa, ukurannya menciut, dan tidak bisa dipulihkan lagi.
Lazimnya kondisi ini diketahui melalui USG hati.
Berbeda dari beberapa penyakit di atas, pasien yang memiliki riwayat penyakit hati yang berangsur-angsur dan tidak diobati bisa menjadi penyebab terjadinya sirosis.
Penyebab tersering ialah hepatitis kronis yang disepelekan karena tidak ada gejala.
Sampai suatu ketika, barulah pasien mengalami muntah darah atau bengkak yang menandakan telah terjadi sirosis.
Sejatinya, tak semua penyakit menimbulkan gejala pada awalnya.
Keluhan yang muncul malah menandakan bahwa penyakit telah memasuki tahap lanjut, bahkan terminal.
Di sinilah pentingnya untuk waspada dan mau periksa kesehatan.
Periksa tekanan darah, kadar gula darah, serta waspada terhadap semua faktor risiko adalah hal sederhana untuk mencegah penyakit mengerikan di atas.
(TribunJualBeli.com/ Alieza Nurulita)