Diduga Ada Illegal Logging di Puncak Sungai Penuh, Ini Jawaban Pengelola TNKS
Pantauan tribunjambi.com di lokasi pascalongsor, tumpukan puluhan kayu besar gelondongan dan sibiran kayu....
Penulis: hendri dede | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Hendridede Putra
TRIBUNJAMBI.COM, SUNGAI PENUH - Illegal loging dan perambahan hutan meluas di kawasan puncak Kota Sungai Penuh dan kawasan Gunung Kerinci. Kayu-kayu hutan berukuran besar diambil oknum tidak bertanggungjawab, sehingga berimbas erosi dan longsor saat hujan lebat.
Kondisi itu diketahui saat ada peristiwa longsor di jalan nasional Sungai Penuh, Provinsi Jambi–Tapan, Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat.
Pantauan tribunjambi.com di lokasi pascalongsor, tumpukan puluhan kayu besar gelondongan dan sibiran kayu menimbun badan jalan di kilometer 32. Warga menduga itu akibat praktik penebangan hutan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Ari, warga Sungai Penuh, mengatakan cukup banyak kayu yang terseret longsor bekas perambahan hutan lindung TNKS. "Adanya perambahan hutan lindung tersebut. Ini akibat penebangan hutan kawasan TNKS," ujarnya, Senin (26/2).
Warga menduga masih adanya aktivitas illegal logging di kawasan puncak perbatasan dengan Muko-muko, Bengkulu. Bahkan, meminta aparat terkait melakukan razia atau operasi untuk mengatasi adanya peenabngan hutan secara liar dan ilegal logging. "Harus ada upaya terkait untuk mengatasi ini. Kalau dibiarkan akan berimbas pada bencana alam," ungkapnya
Pemerhati sosial Kota Sungaipenuh, Rudi Hartono Ridwar, turut berbicara. Dia prihatin dengan kondisi tersebut. Sebagai warga setempat, dia berharap jika benar adanya perambahan hutan di TNKS, diharapkan pemerintah segera bertindak.
“Dampak dari penebangan hutan sangat besar, kita khawatir musibah longsor yang lebih parah akan terjadi kembali,” jelasnya.
BACA Sidang Suap APBD Jambi 2018, Wakil Ketua DPRD Akui Ketemu Erwan Malik, Ini yang Mereka Bicarakan
BACA 7 Fakta Samsung Galaxy S9 dan S9 Plus, Smartphone Ini Punya Keistimewaan Bisa
Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) Kerinci-Sungai Penuh, Nurhamidi, saat dikonfirmasi terkait adanya penebangan hutan dan dugaan ilegal logging, mengatakan untuk kawasan puncak memang ada ditemui. Tapi merupakan bekas yang sebelumnya.
Dia mengatakan pihaknya sudah mengecek kelokasi saat longsor.
"Kita sudah lihat, itu bekas penebangan kayu yang lama. Kalau illegal logging sudah kita cek tidak terdeteksi di kawasan puncak. Tapi tetap terus kita pantau," ujarnya.
Terkait perambahan hutan di kawasan Gunung Kerinci, Kasi BB TNKS mengatakan juga sudah pernah ditangani ke lokasi. Namun, saat petugas TNKS dan Polhut sampai lokasi perambahan, oknum yang melakukan perambahan sudah tidak ada lagi.
"Kita sudah pernah turun ke kawasan Gunung Kerinci bersama petugas. Tapi nampaknya sudah bocor, kita kesana sudah tak ada perambahan lagi. Mereka tahu kita operasi," bebernya.
Pihaknya bersama Polhut akan tetap melakukan operasi untuk mengatasi perambahan hutan kawasan TNKS.
BACA Minat Ikut Seleksi Calon Anggota KPU di 7 Kabupaten? Ini Jadwalnya