VIDEO: Pemuda Ini Jalani 3x Operasi Untuk Keluarkan Sendok, Pisau dan Benda Lainnya dari Perutnya

Sendok itu berada dalam perutnya selama 2 tahun. Saat dikeluarkan, sendok itu sudah berkarat.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Jumrah menunjukkan hasil rontgen anaknya, Jahrani yang di dalam perutnya terdapat sendok, penjepit kuku, paku dan pengupas wortel. 

TRIBUNJAMBI.COM - Jahrani (26), warga Jl Gerbang Dayaku RT 20, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur menjalani operasi untuk mengeluarkan sebuah sendok di dalam perutnya bulan lalu.

Baca: Ingat Siti Aisyah Pembunuh Kakak Kim Jong-un? Terungkap, Dirinya Pernah Lakukan Hal yang Sama 7 Kali

Sendok itu berada dalam perutnya selama 2 tahun.  Saat dikeluarkan, sendok itu sudah berkarat.

Baca: Awas Salah Cara Menghilangkan Komedo di Hidung, Begini Cara Perawatan yang Benar!

Baca: Awas Salah Cara Menghilangkan Komedo di Hidung, Begini Cara Perawatan yang Benar!

Sejak 2015, Jahrani kerap makan barang tak lazim, seperti pisau, sendok, penjepit kuku, baut, paku, pengupas wortel, sikat gigi, cotton bud dan sedotan.

Jumrah, ibu Jahrani, mengaku anaknya makan barang tak lazim dalam keadaan tidak sadar.

"Tahu-tahu setelah sadar anak saya sudah mengeluh perutnya kesakitan. Bahkan ia pernah muntah darah," kata Jumrah ditemui di rumahnya, Kamis (22/2/2018) sore.

Jumrah segera membawa anak sulungnya itu ke RSUD AW Sjahranie Samarinda.

Baca: Viral Emak-emak yang Gigit Tangan Polisi, Inilah Nama lengkapnya, Plat dan Juga Asal Dirinya

Baca: BREAKING NEWS: Tempat Karaoke di Kecamatan Pasar Disegel Garis Polisi

Dari hasil rontgen, dalam perut Jahrani didapati penjepit kuku, sendok dan pisau. Dalam kurun waktu 2015-2016. Jahrani pernah dioperasi 2 kali di 2015 untuk mengeluarkan benda-benda asing dalam perutnya.

Bahkan ia pernah berjanji pada orangtuanya untuk tidak makan benda asing lagi. Namun, ia kembali mengulanginya di 2016.

Lagi-lagi, Jahrani mengaku tidak sadar saat memakannya. Hingga kemudian, ia menjalani operasi yang ketiga kalinya. Tak hanya operasi, Jahrani sudaj menjalani 3 kali endoskopi.

Baca: Mama Nagita Slavina Dikabarkan Menikah Lagi di LA, Suaminya Bukan Orang Sembarangan!

Baca: Penasaran! Kenapa Albothyl Ditarik dari Pasaran, Ada Mengandung Zat Berbahaya ini Ternyata

Setelah operasi ketiga, sebuah sendok bersarang di perut Jahrani.

"Menurut dokter, operasi baru bisa dilakukan 2 tahun ke depan karena Jahrani sudah 3 kali dioperasi di bagian perut," tuturnya.

Jahrani menunggu selama 2 tahun untuk mengeluarkan sendok yang bersarang di perutnya.

Saat itu ia sering mengeluh kesakitan. Bahkan dalam posisi duduk dia tidak bisa tegap. Pada 20 Januari 2018, Jahrani sukses menjalani operasi mengeluarkan sendok dalam perutnya.

Baca: Penasaran! Kenapa Albothyl Ditarik dari Pasaran, Ada Mengandung Zat Berbahaya ini Ternyata

Baca: Tes Urine Roro Fitria Negatif Narkoba, Polisi Tetap Tahan Dirinya dan Dikenakan Pasal Pengedar

Kini perutnya benar-benar kosong dari benda-benda asing. Hasil scan syaraf Jahrani juga normal.

Untuk menghindari dirinya makan benda asing, ia meminta pada orangtuanya dibuatkan pagar di samping tempat tidurnya.

Pagar itu digembok sehingga dia tidak punya kesempatan untuk makan benda asing lagi.

"Saya sendiri yang meminta dipasang pagar ini. Saya nggak mau tiba-tiba makan benda asing," tutur Jahrani kepada tribunkaltim.co.

Ia mengaku saat memakan benda asing itu dalam keadaan tak sadar. Biasanya, hal itu terjadi ketika dia merasa kosong.

"Biasanya, dorongan untuk makan benda asing ketika saya lagi sendirian, ketika orangtua sudah tidur malam hari," katanya.

Saat ini ia mengaku kondisi badannya lebih baik dibandingkan sebelumnya ketika ada sendok bersarang dalam perutnya.

Hasil MRI Jahranie di RSUD AW Sjahranie tahun 2016 lalu
Hasil MRI Jahranie di RSUD AW Sjahranie tahun 2016 lalu (tribunkaltim.co/rahmad taufik)

Dari keterangan hasil MRI tahun 2016 yang ditunjukkan Jumrah, disebutkan parenkim otak baik, tak terlihat adanya SOL, vaskuler malformation, ataupun intensitas patologis lainnya di supratentorial dan infratentorial.

Hasil MRI tersebut tertanggal 19 April 2016 dan dokter pengirim atas nama dr Nur Khomah.

Lihat videonya berikut ini:

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved