Antara Hidup Mati, Cara Agen CIA Siksa Orang, Sederhana Tapi Sadis, Pernah di Wilayah Indonesia

Keadaan ketika disiksa dengan waterboarding digambarkan seperti keadaan hidup dan mati.

Editor: Duanto AS
Waterboarding, cara menbyiksa yang murah tapi kejam | voanews.com 

TRIBUNJAMBI.COM - Saat berhasil menangkap orang yang dicurigai oleh agen rahasia AS, CIA punya banyak cara untuk menginterogasi sekaligus melakukan penyiksaan.

Salah satu teknik interogasi sambil menyiksa korbannya adalah waterboarding.

Waterboarding sebenarnya sebuah cara penyiksaan dengan alat-alat sederhana dan murah.

Meski sangat murah, efek yang ditimbulkannya bagi yang disiksa sungguh mengerikan.

Keadaan ketika disiksa dengan waterboarding digambarkan seperti keadaan hidup dan mati.

Dalam teknik waterboarding, seorang tersangka diikat atau dipegangi dengan posisi terlentang.

Seluruh muka ditutupi dengan kain dan kemudian dituangkan air ke arah mukanya tersebut.

Air tersebut akan menghalangi udara yang akan dihisap oleh tersangka.

Akibatnya bisa sangat fatal, yaitu merusak paru-paru dan otak, bahkan hingga kematian.

Namun yang lebih mengerikan adalah efek traumatis yang tak bisa hilang berbulan-bulan lamanya.

Seperti apa teknik waterboarding diterapkan, lebih jelasnya simak video berikut ini:

Teknik menyiksa waterboarding pertama kali ditemukan pada abad pertengahan di Spanyol.

Cara ini digunakan rezim Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada 1400-an untuk menyiksa rakyat yang tidak mengindahkan Dekrit Alhambra yang dikeluarkannya.

Waterboarding juga pernah dikeluarkan oleh VOC untuk menyiksa tawanan di Maluku pada tahun 1600-an.

Di era abad terkini, waterboarding jamak digunakan oleh para tentara untuk mengorek keterangan dari musuh yang ditangkap.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved