Jurnalis dan Pimred Dipecat Karena Selidiki Kasus Penyelewengan di Perusahaannya

Majalah mingguan di Amerika Serikat (AS), Newsweek, memutuskan untuk memberhentikan tiga orang karyawan redaksi.

Editor: Suci Rahayu PK
Salah satu tumpukan majalah Newsweek. Media yang berbasis di New York itu memutuskan untuk memecat tiga karyawan yang menyelidiki kasus internalnya (5/2/2018).(NICHOLAS KAMM/AFP) 

"Pelantikan editor ini telah mengorbankan akurasi, keadilan, dan membuatku sangat putus asa tidak hanya kepada Newsweek. Namun juga media lain yang tidak belajar dari kasus kami," kecam Cooper.

Baca: Perawat yang Lecehkan Pasien di Nasional Hospital Dinyatakan Tidak Langgar Kode Etik, Ada Apa ya?

Baca: Gempa Bumi 6,4 SR Guncang Taiwan, Sebuah Hotel Ambruk dan Miring, Korban Ratusan Orang

Aksi Newsweek berawal dari serbuan yang dilakukan polisi atas perintah Jaksa Wilayah Manhatann ke markas mereka 18 Januari lalu.

Aparat keamanan menyegel 18 unit komputer di sana sebagai bagian investigasi kasus finansial yang membelit.

CEO Newsweek, Dev Pragad, diduga mempunyai hubungan personal maupun finansial dengan Pastor David Jang, pengelola sekolah keagamaan bernama Olivet University.

Pekan lalu, BuzzFeed News memberitakan bahwa Newsweek melakukan tindak kecurangan dengan membeli web traffic.

Semua itu dilakukan agar Newsweek bisa berada di posisi yang menguntungkan, dan memenangkan kampanye dari Biro Perlindungan Finansial Konsumen.

Sementara itu, Departemen Komunikasi Newsweek tidak melayani tanggapan atas kabar itu.

Dalam pernyataannya di CNN, mereka menyatakan tidak mengurusi masalah internal. Adapun surel Nancy Cooper juga tidak merespon permintaan dari The Times.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved