Fakta Baru Firaun - Belatinya Ternyata Bukan dari Bumi, Tapi Dari Sini

Pada tahun 1907, Pangeran Carnarvon George Herbert meminta seorang arkeolog inggris sekaligus ahli kimia Howard Carter

Editor: Suci Rahayu PK
Getty
Nebkheperure Tutankhamun adalah Firaun dari Dinasti Kedelapan belas Mesir, pada masa yang disebut Kerajaan Baru Mesir. Nama aslinya, Tutankhaten, berarti "Jelmaan hidup Aten", sedangkan Tutankhamun berarti "Jelmaan hidup Amun" 

Dikutip dari Live Science, beberapa artefak itu antara lain pisau belati dan perhiasan yang terbuat dari material langka pada zaman perunggu.


Belati yang ditemukan di makam Tutankhamun. Belati yang atas terbuat dari emas, sedangkan Belati di bawahnya terbuat dari batuan meteorit (Wikimedia Common)
Belati yang ditemukan di makam Tutankhamun. Belati yang atas terbuat dari emas, sedangkan Belati di bawahnya terbuat dari batuan meteorit (Wikimedia Common) ()

Menurut sebuah penelitian terbaru, perajin kuno membuat artefak logam ini dengan material besi dari luar angkasa yang dibawa ke bumi oleh meteorit.

Albert Jambon, seorang ilmuwan arkeologi-Prancis dan seorang profesor di Universitas Pierre dan Marie Curie, di Paris menyimpulkan bahwa para perajin kuno ini tahu benar bahan apa yang paling bagus untuk dijadikan perhiasan atau senjata. Sehingga mereka pun mencari batu meteorit untuk mendapatkan material tersebut.

"Besi dari Zaman Perunggu itu berasal dari meteorit, ini membantah anggapan bahwa mereka melakukan peleburan besi di zaman perunggu," tulis Jambon dalam penelitian tersebut.

Baca: Pemenang Lotre Rp 7 Triliun Tak Kunjung Terima Hadiah, Alasannya Tak Terfikir Namun Masuk Akal

Baca: Maafkan Saya Ibu, Maafkan Saya. Jangan Tinggalkan Saya

Ia yang sudah melakukan pengujian terhadap belati kuno, termasuk yang berasal dari makam Tutankhamun, menemukan fakta sebenarnya.

Melalui pemindaian spektrometri sinar-x (XRF), diketahui bahwa belati kuno itu terbuat dari material yang mengandung hampir 11 persen nikel dan jejak kobalt. Sebuah komposisi yang merupakan karakteristik besi dari luar angkasa yang ditemukan di banyak meteorit besi yang telah jatuh ke Bumi.

Meteorit Hoba, dikenal sebagai meteorit terbesar yang pernah ditemukan. Dikenal pula sebagai material besi murni yang ada di bumi. Meteorit ini berada di Grootfontein, Namibia dan ditemukan pada tahun 1920. Meteorit ini belum pernah dipindahkan sejak jatuh ke bumi sekitar 80 ribu tahun lalu (Wikimedia Common)
Meteorit Hoba, dikenal sebagai meteorit terbesar yang pernah ditemukan. Dikenal pula sebagai material besi murni yang ada di bumi. Meteorit ini berada di Grootfontein, Namibia dan ditemukan pada tahun 1920. Meteorit ini belum pernah dipindahkan sejak jatuh ke bumi sekitar 80 ribu tahun lalu (Wikimedia Common) ()

Sebagian besar meteorit besi yang menghancurkan Bumi setiap tahun diperkirakan terbentuk di inti logam planetesimals - badan kecil di cakram cakram protoplanet yang mengorbit matahari pada tahap awal tata surya.

Akibatnya, meteorit ini mengandung kadar nikel atau kobalt tinggi.

Sebaliknya, zat besi yang berasal dari proses peleburan mengandung kurang dari 1 persen nikel atau kobalt, jauh lebih kecil dari tingkat yang ditemukan di batuan ruang yang kaya zat besi.

Baca: FOTO Hotel Marshal Ini Miring Banget, Gempa di Taiwan 200 Orang Terluka dan 2 Tewas

Jambon menggunakan penganalisis XRF portabel untuk memindai benda besi kuno lainnya dan meteor besi di museum, serta besi dalam koleksi pribadi di Eropa dan Timur Tengah.

Penelitiannya menunjukkan bahwa semua besi di artefak yang diuji berasal dari meteorit, dan bukan dari peleburan terrestrial.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa meteorit besi adalah satu-satunya sumber logam utama sampai ditemukannya besi peleburan dari bijih besi terestrial, yang kali pertama dipraktikan sekitar 3200 tahun yang lalu di Anatolia dan Kaukasus.

Gerzeh terbuat dari besi meteorit (Open University / University of Manchester)
Gerzeh terbuat dari besi meteorit (Open University / University of Manchester) ()
Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved