Fakta Baru Firaun - Belatinya Ternyata Bukan dari Bumi, Tapi Dari Sini
Pada tahun 1907, Pangeran Carnarvon George Herbert meminta seorang arkeolog inggris sekaligus ahli kimia Howard Carter
Dikutip dari Live Science, beberapa artefak itu antara lain pisau belati dan perhiasan yang terbuat dari material langka pada zaman perunggu.

Menurut sebuah penelitian terbaru, perajin kuno membuat artefak logam ini dengan material besi dari luar angkasa yang dibawa ke bumi oleh meteorit.
Albert Jambon, seorang ilmuwan arkeologi-Prancis dan seorang profesor di Universitas Pierre dan Marie Curie, di Paris menyimpulkan bahwa para perajin kuno ini tahu benar bahan apa yang paling bagus untuk dijadikan perhiasan atau senjata. Sehingga mereka pun mencari batu meteorit untuk mendapatkan material tersebut.
"Besi dari Zaman Perunggu itu berasal dari meteorit, ini membantah anggapan bahwa mereka melakukan peleburan besi di zaman perunggu," tulis Jambon dalam penelitian tersebut.
Baca: Pemenang Lotre Rp 7 Triliun Tak Kunjung Terima Hadiah, Alasannya Tak Terfikir Namun Masuk Akal
Baca: Maafkan Saya Ibu, Maafkan Saya. Jangan Tinggalkan Saya
Ia yang sudah melakukan pengujian terhadap belati kuno, termasuk yang berasal dari makam Tutankhamun, menemukan fakta sebenarnya.
Melalui pemindaian spektrometri sinar-x (XRF), diketahui bahwa belati kuno itu terbuat dari material yang mengandung hampir 11 persen nikel dan jejak kobalt. Sebuah komposisi yang merupakan karakteristik besi dari luar angkasa yang ditemukan di banyak meteorit besi yang telah jatuh ke Bumi.

Sebagian besar meteorit besi yang menghancurkan Bumi setiap tahun diperkirakan terbentuk di inti logam planetesimals - badan kecil di cakram cakram protoplanet yang mengorbit matahari pada tahap awal tata surya.
Akibatnya, meteorit ini mengandung kadar nikel atau kobalt tinggi.
Sebaliknya, zat besi yang berasal dari proses peleburan mengandung kurang dari 1 persen nikel atau kobalt, jauh lebih kecil dari tingkat yang ditemukan di batuan ruang yang kaya zat besi.
Baca: FOTO Hotel Marshal Ini Miring Banget, Gempa di Taiwan 200 Orang Terluka dan 2 Tewas
Jambon menggunakan penganalisis XRF portabel untuk memindai benda besi kuno lainnya dan meteor besi di museum, serta besi dalam koleksi pribadi di Eropa dan Timur Tengah.
Penelitiannya menunjukkan bahwa semua besi di artefak yang diuji berasal dari meteorit, dan bukan dari peleburan terrestrial.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa meteorit besi adalah satu-satunya sumber logam utama sampai ditemukannya besi peleburan dari bijih besi terestrial, yang kali pertama dipraktikan sekitar 3200 tahun yang lalu di Anatolia dan Kaukasus.
