21 Tahun Hidup Dengan Buaya dan 6 Warga Tewas Dimangsa Buaya! Pengakuan Pria Ini Bikin Melongo

Ada-ada saja yang yang terjadi di dunia ini. Dan memang semuanya mungkin saja benar-benar terjadi. Kali ini ada cerita seorang lelaki

Editor: Suci Rahayu PK

Ia menceritakan buaya di muara sungai itu sering sekali muncul terutama malam hari.

Bahkan ada nelayan yang mengaku pernah melihat buaya sepanjang tujuh meter.

Jusni mengungkapkan sejak tahun 2000-an hingga sekarang, serangan buaya di muara Sungai Sembulu telah menewaskan enam orang.‎

"Dari enam orang, cuma satu yang utuh ditemukan. Yang lainnya ada yang ketemu pahanya. Yang jelas sering kejadian seperti ini," ujarnya ditemui posbelitung.com beberapa waktu lalu saat sedang menyaksikan upaya pencarian Juhardi, nelayan setempat yang hilang diduga kuat akibat diserang buaya Sembulu.

Meski kerap menjadi sasaran serangan buaya, kata Jusni, nelayan tetap melaut di sekitar muara Sungai Sembulu. Kawasan ini dikenal nelayan sebagai kawasan yang mudah untuk mencari ikan.

"Bukan kami ini tidak takut, ya mau bagaimana lagi, usaha kami di situ. Cuma, kami tidak berani ke tempat yang dalam, cuma di air yang sebetis, cari ketam. Setiap malam kami ketemu buaya di sini. Kelihatan matanya," tutur dia.

Baca: Astaga! Pacari Bocah Perempuan SD, Lesbian Ini Juga Sentuh Bagian Intim dan Fakta Tak Disangka

Baca: Video - Sedang Apel dan Diberi Tugas Kapolres, Polwan Ini Tiba-tiba Nangis, Diapain ya?

Habitat Buaya Rusak

Kepala Exofficio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Beltim Ikhwan Fahrozi mengatakan ada keterkaitan kasus serangan buaya kepada manusia beberapa waktu terakhir dengan rusaknya habitat reptil ganas ini, terutama di wilayah Sungai Sembulu.

"Untuk melakukan langkah-langkah, seperti untuk menyeimbangkan populasi buaya ini, kami perlu berkoordinasi. Sangat banyak lintas sektoral yang perlu dikoordinasikan. Inilah yang menjadi kendala," ujar Ikhwan baru-baru ini.

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur mengakui tak memiliki data terkait jumlah populasi buaya. Padahal, populasinya berlebih.

Penilaian seperti itu baru didasarkan pada perkiraan karena masifnya serangan buaya dan memakan sejumlah korban‎.

Ikhwan mencontohkan, saat ini saja mulut muara Sungai Sembulu telah bertambah lebar karena abrasi akibat banjir Beltim beberapa waktu lalu.

Rusaknya lingkungan ditambah populasi yang berlebih ini akhirnya menjadikan manusia bagian dari rantai makanan buaya. ‎

"Lingkungannya rusak, sumber makanannya berkurang karena jumlahnya berlebih, dan manusia sekarang menjadi bagian dari rantai makanan,"ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved