Anak-anak Hiperaktif Berubah Jadi Kalem Karena Benda Ini. Banyak yang Menilai Penyiksaan

Masa anak-anak adalah masa bermain. Anggapan ini sering diacu sebagian orangtua dalam mendidik anak mereka.

Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Fifi Suryani
The Guardian/Txel Heimken/DPA/PA Images
Seorang anak belajar mengenakan rompi berisi pasir. 

Seorang guru mengatakan dia tak diperbolehkan memeluk anak-anak ini. Berbeda dengan teman-teman mereka lainnya yang tak mengenakan rompi.

Tapi banyak psikiater meragukan penggunaan rompi, terutama karena belum tahu efek jangka panjangnya.

Michael Schulte-Markwort, direktur Child and Youth Psychiatry University Clinic mengatakan kepada surat kabar Jerman Die Tageszeitung, anak-anak ADHD ini seharusnya dididik agar kebiasaan mereka diubah sesuai dengan keadaan di kelasnya.

Bukannya berfokus pada penanganan pada masalah individunya.

Kontroversi ini akhirnya membuat pemilik pembuat rompi tersebut, Roland Turley dari Beluga, angkat bicara.

"Kami tidak ingin rompi tersebut dipandang sebagai solusi ajaib untuk diterapkan pada setiap kasus gangguan konsentrasi. Tidak semua anak membutuhkan rompi pasir. Anak-anak perlu memakainya secara sukarela dan memperoleh informasi diagnosa dari ahli terapi okupasional atau dokter anak.

Kasus ADHD ini, sebagaimana dilansir dari mirror.co.uk, terjadi pada anak berusia 6-12 tahun.

Adapun faktor-faktor penyebab ADHD di antaranya disebutkan, bayi yang lahir prematur (sebelum minggu ke 37 kelahiran).

Atau karena ibu merokok, mengonsumsi alkohol dan narkotika selama mengandung anak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved