Ini Kronologis Pemukulan Guru SD, Heri Putra Sebut Kejadian di Sekolah
"Kerah baju saya ditarik dan langsung mendorong badan saya. Saya terduduk di meja, langsung,,,"
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Zulkifli
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Heri Putra (42), guru SD di Desa Matra Manunggal, Kecamatan Sungai Bahar Utara, dihajar kepala desa. Peristiwa itu terjadi di sekolah pada Rabu (17/1) sekira pukul 07.30.
Kepada tribunjambi.com, Heri mengatakan peristiwa penganiayaan itu bermula saat dia datang ke sekolah pada pagi hari.
"Seperti biasa, saya ucapkan salam di saat masuk kantor. Di dalam kantor sudah ada majelis guru dan saudara Yadi ( komite sekolah), langsung menanyakan tentang bendera sekolah yang sudah robek dan menuduh saya yang merobek. Lalu, saya menjelaskan bahwa bendera itu memang sudah lama robek. Lalu saya sampaikan dengan komite (Yadi; red), saya bukan merobek, tapi merapikan. Dan itu disaksikan beberapa orang guru," kata Heri.
Belum selesai pembicaraan dengan Yadi, datanglah kepala desa (kades) dengan sikap yang sudah tidak bersahabat.
Heri tetap menyalami dan mempersilakan duduk di sebelah kanannya.
Dalam situasi sedang berbicara dengan Yadi, kades langsung memotong pembicaraan. Dia langsung bertanya kepada Heri tentang masalah wewenang dan haknya di desa.
"Saya jawab, saya di sini sebagai guru yang diberikan tugas mengajar di sini. Dan sebagai warga di desa ini," ujar Heri.
Mendengar jawaban itu, kades langsung meradang dan mempermasalahkan terkait komentar Heri di facebook, terkait masalah e-KTP.
Heri mengatakan kades langsung melakukan pemukulan. Istri kades pun ikut dalam pemukulan itu, disaksikan masyarakat, Yadi komite dan majelis guru.
"Dia langsung tegak dan ngomong. Tahu dak kamu, tentang komentar kamu di facebook. Saya kades, saya kades," ujarnya.
"Kerah baju saya ditarik dan langsung mendorong badan saya. Saya terduduk di meja, langsung lah dipukulnya saya," kata Heri.
Heri mengaku benar berkomentar di facebook, terkait pemberitaan adanya dugaan pungli Oleh oknum perangkat Desa Matra Manunggal. "Tapi komentar-komentar saya yang wajar-wajar, bisa dilihat tu di facebook," ujarnya Heri.
