Jawab Keresahan Petani, Kemendag Pastikan Beras Impor Tidak Dijual Untuk Umum

Impor beras sebanyak 500.000 ton yang dilakukan Kementerian Perdagangan membuat resah

Editor: rida
Istimewa
ilustrasi 

"Pemerintah harus berbesar hati untuk mengakui bahwa kenaikan harga beras awal januari tahun 2018 ini bukan semata karena faktor supply and demand atau faktor cuaca, tapi malpraktik kebijakan," kata dia.

Jika memang produksi tidak mencukupi, Fahri menyarankan pemerintah untuk mengakuinya.

Lalu evaluasi dan perbaiki faktor-faktor produksi beras yang selama selama ini terabaikan.

Misalnya, lahan yang semakin menyempit, hingga pendapatan para petani yang minim.

Menurut dia, pemerintah bisa hadir dengan menambah insentif serta subsidi bagi para petani.

"Di negara kita yang basis ekonominya jelas berideologi kerakyatan ini, kita tidak usah sok-sokan liberal dengan mengutak-atik dan mencabut subsidi untuk petani. Petani harus diberdayakan. Petani harus dimodernisasi alat-alat produksinya," ujar Fahri.

Namun, jika masalah ada di sisi distribusi, yang mengakibatkan cadangan besar tidak cukup, maka Bulog juga harus dievaluasi.

Ia mengingatkan, selain tugas mengamankan stok, Bulog juga kepanjangan negara untuk menstabilkan harga dan melindungi petani dari pemburu rente.

"Oleh sebab itu, pihak-pihak yang tidak menjalankan tupoksinya dalam mengamankan produksi beras, salah menata distribusi beras dan salah menerapkan HET mesti bertanggungjawab. Ada nasib jutaan petani, nasib pangan utama seluruh rakyat yang dipertaruhkan," kata Fahri.(fik/kps/wly)

Sumber: Tribunnews
Tags
beras
Bulog
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved