Bernyanyi Nada Tinggi Saat Pesta Natal, Pembuluh Darah di Tenggorokan Wanita Ini Pecah Hingga Ia

Perayaan Natal tidak akan sempurna tanpa berkumpul dan bersenang-senang dengan kerabat maupun teman. Ada berbagai cara

Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: rida
TRIBUN JAMBI/ALDINO
ILUSTRASI 

TRIBUNJAMBI.COM- Perayaan Natal tidak akan sempurna tanpa berkumpul dan bersenag-senang dengan kerabat maupun teman.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menyambut Natal, salah satunya dengan karaoke.

Namun, setelah membaca kisah ini, Anda mungkin akan lebih berhati-hati ketika mencapai nada tinggi saat menyanyikan sebuah lagu ketika berkaraoke.

Baca: Dinyatakan Bebas Bersyarat, Ammar Zoni Kagetkan Warganet : Saya Kembali!

Baca: Ngeri! Implan Silikon yang Ditanam di Hidung Wanita Ini Mencuat Keluar Hingga Terjadi Hal Ini

Baca: Jadi Juara Pertama DAcademy Asia 3, Ini Deretan Hadiah yang Diterima Fildan Baubau

Siapa yang bisa membayangkan bernyanyi dengan nada tinggi dapat menyebabkan kematian?

Ini lah yang dialami oleh seorang model asal Singapura bernama Karen Stella Wong.

Ia seharusnya menikmati pesta perayaan Natal yang menyenangkan, namun justru berakhir tragis setelah dirinya tiba-tiba ambruk ketika mencapai nada tinggi saat bernyanyi.

1
Karen Stella Wong semasa hidup. (Elitereaders)

Melansir Elite Readers, Kamis (28/12/2017), Karen bersama teman-temannya bergabung dalam sebuah pesta Natal dalam sebuah karaoke bar di Neil Road, Chinatown, Singapura, Jumat (15/12/2017) lalu.

Wanita 28 tahun ini mengalami sakit kepala yang mengerikan setelah menyanyikan lagu dengan nada tinggi.

Tak lama kemudian, Karen merasakan mati rasa di sekujur tubuhnya dan ambruk ke lantai.

Wanita yang dikenal sebagai model produk mobil ini kemudian segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Singapura oleh teman-temannya yang terkejut.

Sayangnya, perawatan tak lantas mengembalikan kesadarannya dan ia mengalami koma.

Dokter yang menanganinya mengatakan jika Karen mengalami pembuluh darah pecah di dalam tengkoranknya.

Hal ini menyebabkan pendarahan internal yang membuatnya mengalami stroke.

Tiga hari koma, Karen dinyatakan meninggal dunia karena Hormon Intraserebral Akut.

Keluarga dan kerabat Karen sangat terpukul atas kematiannya yang mendadak, karena ia tak pernah terlihat sakit sama sekali.

"Kami bahkan tak pernah melihatnya memiliki masalah medis sebelumnya," ujar sang ibu.

Kepergiannya beberapa hari sebelum Natal sungguh membawa luka mendalam bagi orang-orang yang mencintainya.

Karen telah dikremasi pada Rabu (20/12/2017) silam.

Lebih dari 100 orang menghantarkan kepergiannya.

Keluarga, terutama ibunya sangat berat untuk melepasnya.

"Jika aku dapat mendengar suara putriku dan melihat senyum di wajahnya, itu akan menjadi harapan terbesarku untuk Natal kali ini," imbuh ibu Karen. (TRIBUNNEWS.COM/Salma Fenty Irlanda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved