Apakah Hipoksia? Kata Medis Penyebab Choirul Huda Meninggal. Ini Penyebab dan Cara Menghindarinnya

Kiper legenda Persela Lamongan Choirul Huda meninggal dan sontak mengejutkan para penggemar sepak bola tanah air.

Editor: Suci Rahayu PK
kolase tribunnews
Choirul huda 

TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA - Kiper legenda Persela Lamongan Choirul Huda meninggal dan sontak mengejutkan para penggemar sepak bola tanah air.

Choirul Huda meninggal di rumah sakit setelah mendapat penanganan intensif tim medis tapi takdir berkehendak lain. Ia meninggal pada Minggu (15/10/2017).

Sebelum dibawa ke rumah sakit Choirul Huda tak sengaja berbenturan dengan rekan satu timnya, Ramon Rodriguez, yang mengawal pergerakan pemain Semen Padang FC, Marcel Sacramento.

Usai berbenturan putra asli Lamongan itu sempat merintih kesakitan dan memegang dadanya. Sebentar kemudian ia tak sadarkan diri lalu terbaring di lapangan.

Pihak RSUD Soegiri, dr Zaki Mubarok, menjelaskan Huda meninggal akibat benturan disinyalir mengenai kepala dan leher.

"Saat dibawa ke RSUD dr Soegir Lamongan, dia masih bernapas," ucap dr Zaki seperti dilansir BolaSport.com.

Choirul Huda mengalami hipoksia. Apa itu hipoksia sampai menyebabkan kiper nomor punggung 1 tersebut harus meregang nyawa? Berikut rangkuman menyoal hipoksia yang dirangkum Tribun Jatim.

1. Apa itu hipoksia?

Dilansir dari laman AloDokter.com, hipoksia adalah suatu kondisi ketika kadar oksigen dalam darah lebih rendah dari tingkat normal.

Hipoksia bisa merupakan kondisi lanjutan dari hipoksemia, yaitu rendahnya pasokan oksigen pada pembuluh darah bersih (pembuluh arteri).

Hipoksia merupakan kondisi berbahaya. Karena otak, hati, dan organ lainnya, bisa rusak secara cepat ketika tidak mendapat oksigen yang cukup.

2. Penyebab hipoksia

Selain berada di ruang atau situasi di mana oksigen tak mencukupi kebutuhan tubuh, terdapat pula sejumlah kondisi yang menjadi pemicu timbulnya hipoksia.

Di antaranya keracunan gas atau zat kimia, rendahnya kadar oksigen, dan gangguan jantung berupa detak melambat cukup parah, dan kontraksi bilik jantung terlalu cepat dan tidak teratur.

Lalu ada, gangguan paru-paru, contohnya penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis, emfisema, kanker paru-paru, pneumonia, asma, edema pulmonari, dan sleep apnea.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved